Minggu, 01 Maret 2009

[zamanku] Merayu Laki-laki Hingga Ludes Hartanya (1



Rabu, 25 Februari 2009

Merayu Laki-laki Hingga Ludes Hartanya (1)
Tutup Warem, Aku Tidak Mau Lagi Cari Mangsa

SETELAH pihak berwajib menumpas habis-habisan praktik peredaran minuman keras, sejumlah diskotek, kafe, dan ratusan warung remang-remang (warem) di Kab. Indramayu nyaris gulung tikar. Hilangnya sejumlah tempat hiburan, membuat para wanita "pelayan" kehilangan penghasilan. Namun masih ada di antaranya kini masih gentayangan mencari mangsa di malam hari. Sebut saja namanya Darsiah (24), salah seorang mantan pelayan warem yang blak-blakan menceritakan pengalamannya dalam merayu laki-laki hingga kegilaan. Bagaimanakah kisahnya? H. Undang Sunaryo mengisahkannya.

HILANGNYA sejumlah warem di kawasan Cangkingan, Kec. Sliyeg, Kab. Indramayu diharapkan menjadi pelajaran bagi sejumlah laki-laki hidung belang yang doyan minum minuman keras dan suka mengumbar seksual dengan wanita penghibur.

Diharapkan pula, para lelaki hidung belang segera bertobat dan kembali ke pangkuan keluarganya. Uang jutaan hasil jerih payah, tanpa merasa lebar selalu dihambur-hamburkan untuk mencari kepuasan bersama para wanita pemuas nafsu sahwat.

Setelah warem ditutup akibat pemiliknya takut dan trauma terjaring operasi miras, jelas membuat aku dan ratusan wanita pelayan warem lainnya kehilangan mata pencaharian. Meski demikian ternyata masih ada teman-temanku yang nekat gentayangan mencari mangsa lelaki langganannya.

Namun bagiku, pasca ditutupnya sejumlah warem, aku tak mau lagi mencari mangsa. Selama ini aku berdiam di rumah bersama ayah ibu dan ketiga adik-adikku yang masih sekolah. Aku bersyukur selama bertahun-tahun menjadi pelayan warem dan sudah berkali-kali meladeni laki-laki hidung belang di luar waktu jualan, mampu menyulap kehidupan keluargaku.

Sekarang aku sedang menikmati tinggal di rumah permanen. Rumah yang terbilang mewah beserta isinya yang aku bangun setahun silam. Aku juga punya sejumlah uang yang sekarang didepositokan di bank. Dari hasil deposito, bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan membantu biaya adik-adik yang masih sekolah.

Dengan hasil uang sisa usaha itu rasanya aku sudah lebih dari cukup untuk ukuran hidup seperti aku. Hidup sederhana namun penuh keharmonisan dengan orangtua dan saudaraku, merupakan sebuah anugrah yang tak ternilai. Aku sekarang sangat mensyukuri dan menikmati apa yang telah aku dapatkan.

Rumah tempat tinggal beserta isinya aku bangun itu, menghabiskan uang lebih dari Rp 100 juta. Uang tersebut aku peroleh dari lima lelaki yang pernah aku keret dalam waktu dua tahunan. Sementara uang deposito yang tak perlu aku sebutkan jumlahnya, diperoleh dari hasil usaha menjadi pelayan warem di malam hari.

Aku terlahir dari keluarga petani miskin di salah satu desa di Kec. Kedokanbunder, Kab. Indramayu. Setelah lulus SD, aku berminat bekerja sebagai pelayanan warem. Secara kebetulan di kawasan Cangkingan dan sekitarnya terdapat ratusan warem yang pelayannya kebanyakan perempuan asal daerahku sendiri.

Konon warem di Cangkingan tumbuh sejak tahun '67-an. Dulunya masyarakat setempat ingin mengubah kehidupan dengan cara berjualan makanan dan minuman sambil ditunggui sejumlah gadis-gadis kampung. Barang yang dijual hanyalah aneka makanan ringan dan minuman khas speerti kopi, susu, dan teh tubruk. Para lelaki yang sedang mencicipi makanan dan minuman itu merasa puas dengan pelayannya yang sopan, lugu, dan mau dirayu. (bersambung

__._,_.___
Ingin bergabung di zamanku? Kirim email kosong ke: zamanku-subscribe@yahoogroups.com

Klik: http://zamanku.blogspot.com
Recent Activity
Visit Your Group
Y! Messenger

PC-to-PC calls

Call your friends

worldwide - free!

Search Ads

Get new customers.

List your web site

in Yahoo! Search.

Group Charity

Hands On Network

Volunteering has

never been so easy

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar