Sabtu, 02 Mei 2009

[jualan] Manfaat Keladi Tikus Dalam Pengobatan Kanker



*Harga baru per 1 Mei 2009, harga belum termasuk ongkos kirim.
 
Daftar Harga dan Daftar Produk di :
http://www.little-sweet.com/index.php?act=viewCat&catId=2 
 
Cara Pesan:
Harga belum termasuk ongkos kirim 
SMS/ Telp : 021 – 32 858 644
Pembayaran dilakukan dengan cara transfer ke BCA/ Mandiri
Semua Produk mempunyai Sertifikat halal MUI dan Registrasi POM
Tidak ada minimal Pembelian

Kanker kini tidak  lagi mematikan. Para penderita kanker di
Indonesia dapat memiliki  harapan hidup yang lebih lama dengan
ditemukannya tanaman 'KELADI TIKUS"  (Typhonium Flagelliforme/ Rodent
Tuber) sebagai tanaman obat yang dapat menghentikan dan mengobati
berbagai penyakit kanker dan berbagai penyakit berat lain. Tanaman
sejenis talas dengan  tinggi maksimal 25 sampai 30 cm ini hanya tumbuh
di semak yang tidak  terkena sinar matahari langsung. "Tanaman ini
sangat banyak ditemukan  di Pulau Jawa," kata Drs.Patoppoi Pasau, orang
pertama yang menemukan  tanaman itu di Indonesia. Tanaman obat ini
telah diteliti sejak tahun 1995 oleh Prof  Dr Chris K.H.Teo,Dip Agric
(M), BSc Agric (Hons)(M), MS, PhD dari  Universiti Sains Malaysia dan
juga pendiri Cancer Care Penang,  Malaysia. Lembaga perawatan kanker
yang didirikan tahun 1995 itu  telah membantu ribuan pasien dari
Malaysia , Amerika, Inggris,  Australia, Selandia Baru, Singapura, dan
berbagai negara di dunia.
 
Di Indonesia, tanaman ini pertama ditemukan oleh Patoppoi di
Pekalongan, Jawa Tengah. Ketika itu, istri Patoppoi mengidap kanker
payudara stadium III dan harus dioperasi 14 Januari 1998. Setelah
kanker ganas tersebut diangkat melalui operasi, istri Patoppoi harus
menjalani kemoterapi (suntikan kimia untuk membunuh sel) untuk
menghentikan penyebaran sel-sel kanker tersebut. "Sebelum  menjalani
kemoterapi,dokter mengatakan agar kami menyiapkan wig  (rambut palsu)
karena kemoterapi akan mengakibatkan kerontokan rambut,  selain
kerusakan kulit dan hilangnya nafsu makan,"jelas Patoppoi.
Selama mendampingi istrinya menjalani kemoterapi, Patoppoi terus
berusaha mencari pengobatan alternatif sampai akhirnya dia mendapatkan
informasi mengenai penggunaan teh Lin Qi di Malaysia untuk  mengobati
kanker. "Saat itu juga saya langsung terbang ke Malaysia untuk membeli
teh  tersebut," ujar Patoppoi yang juga ahli biologi. Ketika sedang
berada di sebuah toko obat di Malaysia , secara tidak sengaja  dia
melihat dan membaca buku mengenai pengobatan kanker yang berjudul
"Cancer, Yet They Live" karangan Dr Chris K.H. Teo terbitan 1996.
"Setelah saya baca sekilas, langsung saja saya beli buku tersebut.
Begitu menemukan buku itu, saya malah tidak jadi membeli teh Lin Qi,
tapi langsung pulang ke Indonesia ," kenang Patoppoi  sambil tersenyum.
Di buku itulah Patoppoi membaca khasiat typhonium  flagelliforme itu.
Berdasarkan pengetahuannya di bidang  biologi, pensiunan pejabat
Departemen Pertanian ini langsung  menyelidiki dan mencari tanaman
tersebut. Setelah menghubungi beberapa  koleganya di berbagai tempat,
familinya di Pekalongan Jawa Tengah,  balas menghubunginya. Ternyata,
mereka menemukan tanaman itu di sana.  Setelah mendapatkan tanaman
tersebut dan mempelajarinya lagi, Patoppoi  menghubungi Dr. Teo di
Malaysia untuk menanyakan kebenaran tanaman  yang ditemukannya itu.
Selang beberapa hari, Dr Teo  menghubungi Patoppoi dan menjelaskan
bahwa tanaman tersebut memang  benar Rodent Tuber. "Dr Teo mengatakan
agar tidak ragu lagi untuk  menggunakannya sebagai obat," lanjut
Patoppoi.  Akhirnya, dengan  tekad bulat dan do'a untuk kesembuhan,
Patoppoi mulai memproses  tanaman tersebut sesuai dengan
langkah-langkah pada buku tersebut untuk diminum sebagai obat. Kemudian
Patoppoi menghubungi putranya, Boni Patoppoi di Buduran, Sidoarjo untuk
ikut mencarikan tanaman tersebut. "Setelah melihat ciri-ciri tanaman
tersebut, saya mulai  mencari di pinggir sungai depan rumah dan
langsung saya dapatkan  tanaman tersebut tumbuh liar di pinggir
sungai," kata Boni yang  mendampingi ayahnya saat itu.
Selama mengkonsumsi sari tanaman tersebut, isteri Patoppoi
mengalami penurunan efek samping kemoterapi  yang dijalaninya.
Rambutnya berhenti rontok, kulitnya tidak rusak dan  mual-mual hilang.
"Bahkan nafsu makan ibu saya pun kembali normal,"  lanjut Boni.
Setelah tiga bulan meminum obat tersebut, isteri  Patoppoi
menjalani pemeriksaan kankernya. "Hasil pemeriksaan negatif,  dan itu
sungguh mengejutkan kami dan dokter-dokter di Jakarta ," kata 
Patoppoi. Para dokter itu kemudian  menanyakan kepada Patoppoi, apa
yang diberikan pada  isterinya. "Malah  mereka ragu, apakah mereka
telah salah memberikan dosis kemoterapi  kepada kami," lanjut Patoppoi.
Setelah diterangkan mengenai  kisah tanaman Rodent Tuber, para dokter
pun mendukung Pengobatan  tersebut dan menyarankan agar
mengembangkannya. Apalagi melihat  keadaan isterinya yang tidak
mengalami efek samping kemoterapi yang  sangat keras tersebut. Dan  
pemeriksaan yang seharusnya tiga bulan sekali diundur menjadi enam
bulan sekali."Tetapi karena sesuatu hal, para dokter tersebut tidak mau
mendukung secara terang-terangan  penggunaan tanaman sebagai pengobatan
alternatif," sambung Boni sambil tertawa. Setelah beberapa lama tidak
berhubungan,  berdasarkan peningkatan keadaan isterinya, pada bulan
April 1998, Patoppoi kemudian menghubungi Dr.Teo melalui fax untuk
menginformasikan bahwa tanaman tersebut banyak terdapat di Jawa dan
mengajak Dr. Teo untuk menyebarkan penggunaan tanaman ini di Indonesia.
Kemudian Dr Teo langsung membalas fax kami, tetapi mereka tidak tahu
apa yang  harus mereka perbuat, karena jarak yang jauh," sambung
Patoppoi. Meskipun Patoppoi mengusulkan agar buku mereka diterjemahkan
dalam bahasa Indonesiadan disebar-luaskan di Indonesia, Dr. Teo
menganjurkan agar kedua belah pihak  bekerja sama dan berkonsentrasi
dalam usaha nyata membantu penderita  kanker di Indonesia. Kemudian,
pada akhir Januari 2000 saat Jawa Pos mengulas mengenai meninggalnya
Wing Wir yanto, salah satu wartawan handal Jawa Pos, Patoppoi sempat
tercengang. Data-data rinci mengenai gejala, penderitaan, pengobatan
yang diulas di Jawa Pos, ternyata sama dengan salah satu pengalaman
pengobatan penderita kanker usus yang dijelaskan di buku tersebut. Dan
eksperimen pengobatan tersebut berhasil  menyembuhkan pasien tersebut.
"Lalu saya langsung menulis di kolom Pembaca Menulis di Jawa Pos," ujar
Boni. Dan tanggapan yang  diterimanya benar-benar diluar dugaan. Dalam
sehari, bisa sekitar 30  telepon yang masuk. "Sampai saat ini, sudah
ada sekitar 300 orang yang  datang ke sini," lanjut Boni yang beralamat
di Jl. KH. Khamdani, Buduran  Sidoarjo. Pasien pertama yang  berhasil
adalah penderita Kanker Mulut Rahim stadium dini. Setelah  diperiksa,
dokter mengatakan harus dioperasi. Tetapi karena belum  memiliki biaya
dan sambil menunggu rumahnya laku dijual untuk biaya  operasi, mereka
datang setelah membaca Jawa Pos. Setelah diberi  tanaman dan cara
meminumnya, tidak lama kemudian pasien tersebut  datang lagi dan
melaporkan bahwa dia tidak perlu dioperasi, karena hasil pemeriksaan
mengatakan negatif.
Berdasarkan animo masyarakat sekitar yang sangat tinggi, Patoppoi
berusaha untuk menemui Dr. Teo  secara langsung. Atas bantuan Direktur
Jenderal Pengawasan Obat dan  Makanan Departemen Kesehatan, Sampurno,
Patoppoi dapat menemui Dr. Teo di Penang, Malaysia. Di kantor Pusat
Cancer Care Penang, Malaysia, Patoppoi mendapat penerangan  lebih
lanjut  mengenai riset tanaman yang saat ditemukan memiliki nama
Indonesia. Ternyata saat Patoppoi mendapat buku "Cancer, Yet They Live"
edisi revisi tahun  1999, fax yang dikirimnya di masukkan dalam buku
tersebut, serta  pengalaman isterinya dalam usahanya berperang melawan
kanker. Dari pembicaraan mereka, Dr. Teo merekomendasi agar Patoppoi
mendirikan perwakilan Cancer Care di Jakarta dan Surabaya. Maka secara
resmi, Patoppoi dan putranya diangkat sebagai perwakilan  lembaga
sosial Cancer Care Indonesia, yang juga disebutkan dalam  buletin
bulanan Cancer Care, yaitu di Jl. Kayu Putih 4 No. 5,  Jakarta ,  telp.
021-4894745, dan di Buduran, Sidoarjo. Cancer Care Malaysia telah
mengembangkan bentuk  pengobatan tersebut secara lebih canggih. Mereka
telah memproduksi ekstrak keladi tikus dalam bentuk pil dan teh bubuk
yang  dikombinasikan dengan berbagai tananaman lainnya dengan dosis 
tertentu. "Dosis yang diperlukan tergantung penyakit yang
diderita,"kata Boni.
Untuk mendapatkan obat tersebut, penderita harus mengisi  formulir
yang menanyakan keadaan dan gejala penderita dan akan dikirimkan
melalui fax ke Dr. Teo. "Formulir tersebut dapat diisi  disini, dan
akan kami fax-kan. Kemudian Dr. Teo sendiri yang akan  mengirimkan
resep sekaligus obatnya, dengan harga langsung dari  Malaysia ,
sekitar  40-60 Ringgit Malaysia ," lanjut Boni. "Jadi pasien hanya
membayar biaya fax dan obat, kami tidak menarik keuntungan, malahan
untuk yang kurang mampu, Dr.Teo bisa  memberikan perpanjangan waktu
pembayaran." tambahnya.
Sebenarnya pengobatan ini  juga didukung dan sedang dicoba oleh
salah satu dokter senior di Surabaya, pada pasiennya yang mengidap
kanker ginjal. Ada dua pasien yang sedang dirawat dokter yang pernah 
menjabat sebagai direktur salah satu rumah sakit terbesar di  Surabaya
ini. Pasien pertama yang mengidap kanker rahim tidak sempat diberi 
pengobatan dengan keladi tikus karena telah ditangani oleh  rekan-rekan
dokter yang telah memiliki reputasi. Setelah menjalani  kemoterapi dan
radiologi, pasien tersebut mengalami kerontokan rambut,  kulit rusak
dan gatal, dan selalu muntah. Tetapi pada pasien kedua  yang mengidap
kanker ginjal, dokter ini  menanganinya sendiri dan juga  memberikan
pil keladi tikus untuk membantu proses penyembuhan kemoterapi.
Pada pasien kedua ini, tidak ditemui berbagai efek yang dialami
penderita pertama, bahkan pasien tersebut kelihatan normal. Tetapi
dokter ini menolak untuk diekspos karen menurutnya, pengobatan  ini
belum resmi diteliti di Indonesia. Menurutnya,  jika rekan-rekannya
mengetahui bahwa dia memakai pengobatan alternatif, mereka akan
memberikan predikat sebagai "ter-kun" atau dokter-dukun. "Disinilah gap
yang terbuka antara pengobatan  konvensional dan modern," kata dokter
tersebut.
Banyak  hal menarik yang dialami Boni selama menerima dan
memberikan bantuan  kepada berbagai pasien. Bahkan ada pecandu berat
putaw dan sabu-sabu  di Surabaya , yang pada akhirnya pecandu  tersebut
mendapat kanker paru-paru. Setelah mendapat vonis kanker  paru-paru
stadium III, pasien tersebut mengkonsumsi pil dan teh  dari Cancer
Care. Hasilnya cukup mengejutkan, karena ternyata obat tersebut dapat
mengeluarkan racun narkoba dari peredaran darah penderita dan mengatasi
ketergantungan pada narkoba tersebut. "Tapi, jika  pecandu sudah bisa
menetralisir racun dengan keladi tikus dia tidak  boleh memakai narkoba
lagi, karena pasti akan timbul resistensi. Jadi jangan seperti kebo,
habis mandi berkubang lagi," sambung Boni sambil tertawa.
Juga ada pengalaman pasien yang meraung-raung kesakitan  akibat
serangan kanker yang menggerogotinya, karena obat penawar rasa  sakit
sudah tidak mempan lagi. Setelah diberi minum sari keladi tikus, 
beberapa saat kemudian pasien tersebut tenang dan tidak lagi merasa 
kesakitan. Menurut data Cancer Care Malaysia, berbagai penyakit  yang
telah disembuhkan adalah berbagai kanker dan penyakit berat  seperti
kanker payudara, paru-paru, usus besar-rectum, liver, prostat, ginjal,
leher  rahim, tenggorokan, tulang, otak, limpa, leukemia, empedu,
pankreas, dan hepatitis.
 
 
Catatan:
Wanita hamil dilarang menggunakan herbal ini
Setelah operasi tidak boleh langsung minum keladi tikus, harus menunggu 2 minggu
Dua hari pertama setelah minum mungkin akan mual, sedikit diare, kotoran hitam,  dan lesu
Kadang-kadang muntah atau mual sesudah lama minum keladi tikus, hentikan dulu atau kurangi

Yahoo! Upcoming: Singapore Arts Festival 2009 15 Mei - 14 Juni 2009. Lihat! http://upcoming.yahoo.com/event/2166746/

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
-------------Petunjuk berJUALAN-----------------
bergabung : jualan-subscribe@yahoogroups.com
posting   : jualan@yahoogroups.com
berhenti  : jualan-unsubscribe@yahoogroups.com
arsip     : http://groups.yahoo.com/group/jualan/messages
------------------------------------------------
Sopan-santun adalah kunci mendapatkan PELANGGAN.
Kejujuran adalah kunci sukses anda berJUALAN.
!!DILARANG MENGIRIMKAN POSTING ARISAN BERANTAI (SEMISAL AKSARANET DLL.)!!
------------------------------------------------
Pelanggaran terhadap ketentuan akan mendapat sanksi dikeluarkan dari anggota milis !!!

Kunjungi situs para Pemberani
*************************************************************
SITUS FAVORITE KU
*************************************************************
Ingin bisnis,usaha atau iklan anda LARIS MANIS ?
pasang aja di iklan baris GRATIS www.larismanis.biz
dikunjungi oleh ribuan neter dari nusantara & mancanegara
*************************************************************
Ingin punya Toko Online yang Mudah - Murah & Menguntungkan ?
klik aja www.pemberani.web.id
*************************************************************
WWW.PULSABEBAS.COM solusi tepat untuk berbinis pulsa
Recent Activity
Visit Your Group
Give Back

Yahoo! for Good

Get inspired

by a good cause.

Y! Toolbar

Get it Free!

easy 1-click access

to your groups.

Yahoo! Groups

Start a group

in 3 easy steps.

Connect with others.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar