Memperkuat dan Memandirikan NKRI.
I.Pendahuluan.
Indosolution didirikan dalam rangka mendorong dan memotivasi serta
mendapatkan solusi solusi terhadap persoalan persoalan strategis yang
ada di Indonesia. Dalam praktek kami sebagai wiraswasta tentunya tidak
pada ranah publik sehingga ketika memasuki ranah publik yang dilakukan
adalah melakukan inisiasi dengan tujuan mendapatkan hal diatas.
Setelah melalui hari raya iedul Fitri 1429 H kami sungguh melihat
bahwa tekanan krisis financial yang terjadi diberbagai belahan dunia
akibat krisis financial di USA tersebut semakin nyata dan dalam rangka
"agar jangan sampai terjadi penaklukan batin, pikiran dan mental maka
kami mulai menyebarkan berbagai tulisan dan diskusi tertutup supaya
kita bangsa Indonesia kalaupun memang krisis disana dan merembet
keseluruh dunia begitu dalamnya tetapi kita bangsa Indonesia harus
mampu bertahan terhadap dampak krisisnya dan malahan bisa melihat
peluang dibalik krisis tersebut. Perjalanan ini penting mengingat
begitu kuatnya kesan yang diciptakan bahwa jika di USA bersin bersin
atau batuk batuk maka diseluruh dunia sisanya akan sakit paru paru
bahkan TBC sehingga kesengsaraannya lebih besar. Dalam pandangan kami
ini adalah bagian menaklukan alam pikiran dan batin kita semua dalam
rangka supaya seluruh dunia tetap menyangga peradaban disana yang
sedang mengalami masalah. Dan yang tidak kami harapkan adalah kita
sebagai sebuah bangsa mealkukan k perbuatan yang bukan hanya sia sia
tetapi menyengsarakan kita sendiri padahal kerusakan itu adalah nyata
bukan atas hasil perbuatan yang kita lakukan. Saat ini semakin nyata
terbukti bahwa dibalik kerusakan ini terdapat kejahatan financial
yang luar biasa dan kita perlu besyukur bahwa kita semakin sadar akan
bahaya itu tetapi tidak dengan akal sehat yang ditaklukan walaupun
situasi saat ini krisis baru akan memasuki tingkatan yang lebih tinggi
dimana kesengsaraan itu sangat mungkin akan semakin dirasakan oleh
karenanya semoga bangsa Indonesia bersatu menghadapinya dan seiring
waktu berjalan semoga kita bisa selamat dari kerusakan yang akan
ditimbulkannya. Semoga indonesia keluar dari krisis ini dengan selamat.
Dalam persoalan poltik nasional mulai banyak kejutan dimana semakin
nyata terlihat supaya publik memmpunyai persepsi bahwa calon presiden
yang kuat hanya 2 kandidat dan partai yang diperhitungan hanya 3
partai serta terjadi lonjakan hasil perolehan suara pada partai yang
baru ikut pemilu di pemilu 2004. jika perkembangan ini dilakukan
dengan cara yang objektive, tidak akan ada pihak yang komplain. Begitu
juga jika dilakukan dengan membayar perusahaan surveyor dengan hasil
pesanan tentunya tidak ada masalah sepanjang hasilnya untuk internal
pemesan dan bisa baik jika ditujukan untuk memotivasi pengurus partai
dan pendukung partainya, persoalan kemudian jika hasil survey ini
dikesankan sebagai hasil karya intelektual ilmiah dan penelitian yang
dipublikasikan dimedia secara meluas memasuki ruang publik dan bukan
hanya untuk kalangan sendiri padahal semua itu, rekayasa. Apakah ini
bukan manipulasi padahal jika dilakukan internal "pengorder pekerjaan
survey" adalah syah saja dan bisa sangat bermanfaat. Kekhawatiran
pengeluaran dana yang besar untuk hasil yang sia sia atau bahkan
merugikan berbagai pihak serta para peserta pemilu itu sendiri menjadi
rawan. Pemilihan umum dan pemilihan Presiden Indonesia saat ini
bukanlah hanya "sebuah pertandingan" tetapi lebih tepat sebuah
pertaruhan nasib dari jutaan rakyat Indonesia yang berusaha dan
berharap mendapatkan wakil dan pemimpinnya supaya negaranya menuju
kemandirian, kedaulatan dan kesejahteraan dst. Oleh karena itu dalam
kerangka ini, kami sedang berusaha mendorong situasi paling tidak bisa
ikutan sharing agar ruang ruang tertutup dan belokan serta turunan
tajam dan tanjakan patah bisa diungkap sebelum waktunya dan kalaupun
sebelumnya ada bahaya diharapkan tidak lagi seberbahaya jika tidak
diungkap dan dianggap hal kecil.
Dasar pemikiran ini juga ketika kami mengangkat soal kepemimpinan
nasional dan para para elietnya. Bagi masyarakat kebanyakan snugguhlah
tidak mudah membayangan betapa rumit, tertekan dan betapa terombang
ambingnya sebagai pemimpin karena sungguh tidak terbayang berada
diposisi tersebut. Dalam bayangan banyak masyarakat biasa menjadi
pemegang amanah adalah mendapatkan kenikmatan dan saatnya mengumpul
kekayaan, cilakanya saat ini berita berita yang mencuat adalah memang
kasus kasus yang merusak nama baik para petinggi negara tersebut.
Terlalu jarang yang mengangkat bahwa para pejabat tersebut sebetulnya
tidak senikmat yang dibayangkan orang, apakah menjadi penyakitan,
tidak leluasa atau menjadi sasaran finah sehingga keluarganya tidak
lagi nyaman dan setenang sebelumnya.
Salah satu contoh kasus misalnya Pemerintah Serbasulit Bawa Kasus
Lapindo ke Ranah Hukum
JAKARTA - Carut-marut penuntasan ganti rugi terhadap korban lumpur
Lapindo tampaknya masih panjang. Bos Bakrie sekaligus Menko Kesra
Aburizal Bakrie mengakui, posisi pemerintah serbasulit untuk mencari
solusi dalam kasus yang membawa korban ribuan warga Porong, Sidoarjo,
tersebut.
Selain tak mampu memberikan seluruh ganti rugi, pemerintah tak mungkin
membawa kasus tersebut ke ranah hukum. ''Terus terang saja, posisi
(pemerintah, Red) sekarang sangat sulit,'' kata Ical -sapaan karib
Aburizal- dalam sebuah acara di kantornya, Jalan Merdeka Barat,
Jakarta, kemarin.
Ical mengatakan, secara finansial pemerintah tak mungkin membayar
tanah milik korban yang telah dibeli PT Minarak Lapindo Jaya di
seluruh area terdampak. Itulah sebabnya, kewajiban tersebut dibebankan
kepada salah satu perusahaan kelompok usaha Bakrie itu. Menurut Ical,
Minarak telah membeli tanah warga dengan harga yang ditetapkan dalam
keputusan presiden (keppres).
Dia memberi contoh, ada warga yang mendapat Rp 2 miliar hingga Rp 65
miliar karena lahannya luas.''Harus diakui bahwa pemerintah tak mampu
membeli sebesar itu,'' ungkap mantan konglomerat terkaya se-Asia
Tenggara versi majalah Forbes Asia itu.
Di sisi lain, opsi pemerintah memidanakan atau memerdatakan bos
Minarak ke pengadilan juga terasa sulit. Sebab, lanjut Ical, hal itu
akan berdampak merugikan pemilik tanah. Artinya, jika para terdakwa
dinyatakan bersalah dan pemerintah menang, Minarak harus mengundurkan
diri dan dinyatakan bangkrut. Konsekuensinya, ganti rugi yang
diperoleh warga "bisa" hanya Rp 15 juta per rumah sesuai nilai jual
objek pajak (NJOP). Tidak bisa lebih dari itu. ''Ini pula yang telah
dilakukan untuk korban gempa di Jogja dan Aceh,'' ujarnya. Sebaliknya,
apabila kalah, lanjut Ical, pemerintah punya konsekuensi yuridis yang
sama.
Ical menambahkan, pemerintah sengaja tidak memprioritaskan jalur hukum
untuk menyelesaikan kasus Lapindo. Apalagi, gugatan class action yang
diajukan YLBHI dan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) sudah terbukti
dikandaskan pengadilan. ''Dua-duanya (gugatan) sudah dikalahkan di
pengadilan negeri dan pengadilan tinggi,'' terang Ical.
Menurut Ical, Minarak akan menyelesaikan pembelian tanah warga dengan
nilai setara 10 kali harga NJOP (Nilai Jual Objek Pajak). Namun,
pemerintah hanya bisa menerima komitmen tanpa memiliki amunisi untuk
menekan perusahaan tersebut.
Bakrie lantas mengatakan bahwa mekanisme yang diberlakukan terhadap
korban Lapindo bukan lagi "ganti rugi", melainkan "jual-beli" dengan
Minarak. ''Saya tegaskan ini jual beli, bukan ganti rugi, masyarakat
lebih sejahtera dengan mekanisme jual beli,'' terang Ical. (zul/agm)
Dimana dalam kasus ini terlihat nyata bahwa keluarga Bakrie mengalami
kehilangan kekayaan apalagi setelah terkena krisis financial Global
dimana harga saham sahamnya semakin menyusut. Hanya dalam persepsi
masyarakat biasa , nantinya dipersepsikan tidak sesakit kenyatannya
atau malahan dicurigai main belakang sehingga tetap mendapatkan
keuntungan. Padahal biasanya dalam kenyataannya, ketika siapapun yang
mengalami cobaan tetapi iklas dan menjalaninya sebagai sebuah
peringatan kemudian ia berhasil mengatasi persoalannya maka atas
kemalangan nya biasanya ia diberikan kebaikan yang jauh labih baik
dari kerugiannya maka persepsi masyarakat bahwa "kepedihannya " adalah
akal akalan saja seakan akan sebuah kenyataan dan kebenaran. Dalam
bahasa populer politik di indonesia tokoh yang dizalimi akan segera
diberikan kebaikan oleh alam semesta jika lulus. Oleh karenanya jika
sebagai petinggi negeri ada baiknya menghadapi semua tekanan dan
benturan yang diciptakan masyarakatnya sebagai arena cuci dosa,
artinya jika makin banyak pernyataan tidak benar sampai anggaplah itu
sebagai peringatan supaya "semua yang dituduhkan tidak akan terjadi
dan mendapatkan keselamatan" serta semakin tahan semoga semua dosa
yang ada diampuni NYA.
Dalam membongkar kesadaran akan situasi situasi rumit seperti ini kami
menghadirkan wacana yang kadang jungkir balik dan bisa jadi sangat
membingungkan ketika pembaca, sangat jauh dari punya pengalaman batin
seperti ini. Oleh karenanya jika terjadi saling melengkapi pengalaman
batin dan informasi diharapkan disharmoni dan saling tidak percaya
yang sedang berkembang dimana mana ini dapat teratasi karena dengan
saling percaya dan sinergylah bangsa Indonesia akan semakin punya
kemampuan mewujudkan cita citanya.
Sebaliknya masyarakat Indonesia akibat sangat tahan terhadap
kesengsaraan dan penindasan maka sering kali dipersepsikan para elite
dan birokrasi pemerintahannya "tidak mempunyai masalah", dengan
indikasi masih bisa senyum padahal senyuman getir, masih bisa becanda
walaupun satire. Masih begitu tenang padahal berusaha tawakal, tawadhu
dan tidak melihat pilihan jalan keluar. Dalam kerangka ini kami
berusaha mengangkat kondisi aktual yang kebetulan kami tahu, hasil
operasi dan penenlitian kami atau persentuhan jaringan kami dengan
masyarakat luas diberbagai daerah. Tujuannya lebih dalam kerangka
memberikan perseptif supaya ketika terjadi dialektika, pertemuan dan
persentuhan termasuk pengambilan keputusan menjadi sangat tepat guna.
Sebagai gambaran sederhana, bagi pemimpin yang tidak bergaul dengan
masyarakat biasa akan sangat sulit mendapatkan perbedaan antara
kebutuhan dan keinginannya masyarakat dalam perseptif masyarakatnya.
Begitu juga memahami pengambilan keputusan oleh masyarakat yang
terkadang kadang sangat pendek dan tidak berbasis perhitungan dalam
kerangka pikirnya mereka sendiri. Dan yang paling strategis adalah
melaksanakan kapan harus sangat direktif dan konstruktif serta
sebaliknya mengajak memberikan masukan atau mengembangkan kehidupan
dalam situasi demokratis dan terbuka.
Dinegeri ini bahasa yang dipergunakan disetiap daerah sangat beragam,
begitu juga perilaku dan budaya, oleh karenanya sungguh lah naif jika
mengandalkan alat alat saja dalam menjangkau mereka karena pada
kenyataannya terlalu banyak keputusan yang akhirnya dijalani,
disepakati, diikuti oleh masyarakat lebih berbasis kepada situasi
batinnya dibanding pemahaman terhadap persoalannya secara tepat.
Pengertian yang diberikan masyarakat apakah dengan mengikuti kebijakan
dan tidak memprotesnya sering kali lebih akibat kepercayaan dan
suasana batin, dalam kerangka ini diharapkan semakin terjadi sinergy
yang lebih baik antara masyarakat dan pemipinnya.
Begitu juga dalam melihat aparatur negara, kenapa mendorongnya menjadi
turbulent rkadang kadang menjadi sangat penting dan strategis ,
alasan paling sederhana adalah petinggi didalam birokrasi rata
berpendidikan tinggi dan berpengalaman luar biasa jika ia selamat
sampai keposisi tinggi tersebut. Dengan dasar pemikiran itu maka jika
kita lakukan penekanan dalam rangka menempanya diharapkan akan
menimbulkan letusan yang membuat pencerahan dalam rangka mempebaiki
situasi. Sebagai contoh dalam kenyataan sehari hari didalam persepsi
masyarakat luas bahwa birokrasi indonesia adalah korup, inproper dan
tidak berkualitas. Padahal pada kenyataannya ada persoalannya yang
lebih dalam lagi Birokrasi indonesia tidak dapat mengaplikasikan
keunggulannya akibat mekanisme dalam birokrasi itu sendiri, ketentuan
ketentuan yang menjerat diri sendiri dan situasi politik yang
berkembang antara birokrasi, menteri dan presiden serta DPR. Hal ini
sangat mungkin akibat proses transformasi yang belum berjalan atau
selesai dilembaga lembaga negara. Hanya walaupun begitu ada baiknya
kita sebagai sebuah bangsa terus mendorong agar para pihak semakin
punya kesempatan mengimplementasikan keunggulan dan program kerjanya
sesuai penugasannya.
Semua ini bisa dianggap sebagai sebuah hal yang sepele atau juga
malahan menggangu tetapi jika berminat seurius memperhatikannya coba
saja perhatikan isi berbagai informasi yang didapat dari berbagai
media apakah masih lebih banyak hanya mempermaslahkan masalah dengan
perbedaan pendapat, menawarkan solusi dan implementasi serta motivasi,
atau sekedar informasi atau malahan memotivasi pembacanya dalam rangka
mengembangkan kemampuan?. Silakan dicoba.
Kedepan sebaiknya kalaupun situasi ini tidak akan begitu saja berubah
tetapi baiknya arah komunikasi dan informasi yang dikembangkan adalah
memperkuat, memotivasi, dan membuka pandangan dalam rangka mendapatkan
kebaikan yang lebih luas. Oleh karenanya marilah memandang proses yang
berlangsung ini dengan optimisme dan sebuah sebuah jalan yang memang
harus dilewati.
II.Kepemimpinnan nasional
Sungguh tidak mudah menjadi pemimpin nasional di Indonesia, apalagi
ketika situasi terjadinya perbedaan pendapat sedang terjadi. Apalagi
merintis menjadi pemimpin nasional akan menjadi keniscayaan jika
kesempatan dan persiapannya tidak panjang dan memadai. Dan yang paling
konyol serta sulit dalam kepemimpinan di indonesia adalah kuatnya
penghianatan dalam kalangan istana dan elite Indonesia.
Saya mau contohkan pengalaman kecil saja, ketika bertahun tahun
membina sesuatu sampai besar, tidak mengenal waktu, dibayar berapa
saja rela, begitu memasang badan dan resiko tetapi ketika sudah besar
mereka mengusir saya dan saya kembali keleleran. Pengalaman ini
sungguh pahit dan hanya iman kepada allah swt saja yang mencegah
sehingga kita tidak membalasnya dengan membuatnya lebih sengsara atau
kembali ke titik nol . begiu juga ketika membesarkan berbagai pihak
ketika sudah besar bukan hanya lupa tetapi bermain dibelkang dengan
kenikmatan sendiri serta kadang kadang membahayakan cita cita
perjuangan, hanya kembali lagi karena tetap ingin berpegang teguh dan
percaya kepada cita cita yang luhur itu maka pengambilan tindakan
sering kali tidak dilakukan dan yang sedih ketika hukum alam yang
bekerja karena setiap kejahatan akan ada hukumannya.
Bagi saya sendiri ketika masa kesakitan itu datang beratnya luarbiasa,
secara politik repot, secara sosial dilecehkan apalagi secara ekonomi
anehnya ketika kesabaran dan kepasrahan yang dijadikan sikap terus
dipegang biasanya tidak lama alam semesta memberikan gantinya yang
lebih baik dan kembali lagi yang paling sedih adalah ketika melihat
hukuman yang diberikan kepada pembuat masalah.
Soal sikap ini adalah soal yang sangat pribadi tetapi barangkali ada
baiknya sebagai pengetahuan dan barangkali saja bermanfaat dalam
menghadapi perjalanan hidup ini. Dalam konteks kenegaraan Indonesia
indonesia sejak kemerdekaannya tidak ada pemimpin nasionalnya yang
tidak dihianati kecuali Presiden yang saat ini SBY kita belum melihat
penghianatan kepadanya sebaliknya juga dalam komunitas tertentu kuat
juga kesan bahwa semua pemimpin indonesia dipersepsikan berbuat
kesalahan yang merusak negeri ini walaupun ini sangat debatebel karena
pihak lainnya mengatakan semua pemimpin itu malahan sangat besar
jasanya dan rakyatnya lah yang tidak bersyukur dan berterima kasih.
Terlepas dari semua persepsi yang berkembang faktanya semua pemimpin
Indonesia tidak ada yang mengatakan bahwa saya sudah merasa cukup
memimpin Indonesia dan kelihatannya perlu pemimpin yang baru sehingga
ia meninggalkan kursi kepemimpinan dengan legowo dan mendukung
penerusnya dengan iklas dan bersikap negarawan. Faktanya semua
pemimpin di indonesia diturunkan.
Pemimpin pertama malahan tidak diberikan kesempatan menghirup udara
bebas lagi sampai meninggal dan keluarga mengalami berbagai kesulitan
setelahnya, Padahal pemimpin ini sangat besar namanya diseluruh dunia
dan dianggap sebagai pemimpin pembebas bangsa bangsa dari penindasan,
sayangnya berakhir seperti itu dan ini dipersepsikan akibat terombang
ambing oleh pertarurang kekuasaan disekitarnya sehingga tidak lagi
fokus ngurus negara dan rakyat.
Pemimpin kedua turun dengan dendam dan tidak menyangka berakhirnya
seperti itu serta tidak mau lagi ketemu penggantinya sampai meninggal.
Pemimpin ini dikatakan luar biasa kuat dan tegas walaupun tidak pernah
membuat anak buahnya jadi pecundang sehingga sangat dihormati dan
dianggap berhasil melakukan pembangunan indonesia dalam beberapa
dekade sehingga indonesia mengenal managemen pembangunan dan
terintegrasi secara terpusat, kemarahan kepadanya sampai saat ini
belum selesai walaupun banyak yang merasa mengaguminya apalagi
indonesia dalam 10 tahun ini sebagai sebuah negara dirasakan tidak
buat apa apa sebagai sebuah negara, selain hanya lebih didorong oleh
perkembangan usaha yang banyak juga malahan menyengsarakan masyarakat
dan semakin membuka ruang perpecahan dalam kehidupan bangsa dan sebuah
negara besar. Kritik kepadanya sangat kuat walaupun disisi lainnya
kerinduan kepadanya sebagai pemimpin di Era sebelum akhir 80an juga
sangat kuat.
Pemimpin ketiga hanya memimpin setahun setengah kurang walaupun
setelahnya menghilang dan masuk kembali sebagai begawan dengan
mendorong generasi yang lebih muda. Pemimpin ketiga shanya memimpin
tidak sampai 2 tahun setelah diturunkan berusaha naik kembali tetapi
malahan dicopoti kekuatannya oleh orang orang yang dibesarkannya
walaupun beliau sebenarnya pemimpin besardan punya semangat luar biasa
sehingga nyatanya sudah sakit berat tetapi kecerdasannya dan
kenegarawannya masih melekat sayangnya saat ini ia tidak lebih dari
hanya seorang yang dipertimbangkan pendapatnya padahal jika
diposisikan dan berkomitmen terhadap sesuatu sungguh pasti sangat
mungkin bisa membuat besar sesuatu yang diamanahkannya apakah soal
membangun konstalasi dengan berbagai negara, budaya , dagang dan
pendidikan. Sayangnya belum muncul kader yang didorongnya naik
menggantikannya. Keinginannya untuk maju sebagi Presiden hanya
dipersepsikan sebagai becandaan saja karena sebenarnya dengan berada
diluar pemerintahan saja posisinya sangat kuat ketika "kongkrit ingin
mewujudkan sesuatu untuk bangsanya" dan barangkali sebagai begawan
besar ini posisi yang tepat?.
Presiden ke Empat, saat itu diturunkan ramai ramai termasuk oleh teman
temannya yang mendukungnya menjadi Presiden. Dan saat ini lebih
berperan sebagai begawan dengan model terbalik. Selalu menciptakan
kontroversi dan jika kita mampu melihat maknanya maka akan terlihat
maksud yang sebenarnya walaupun sungguh sangat tidak mudah
mendapatkannya dan sering kali telat memahaminya. Walaupun seakan
masih mencalonkan diri menjadi presiden tetapi sebaiknya dipahami
sebagai usaha membuat situasi menjadi lebih baik lagi.
Presiden kelima ketika turun masih mencalonkan kembali sehingga saat
ini masih akan mencalonkan kembali sehingga belum terlihat kadernya
yang akan dipercaya sebagai penggantinya. Partainya saat ini sangat
solid dan pendukung intinya jujur merasakan pernah mabok kekuasaan
sehingga dengan pengalaman itu menjadi lebih bisa menerima perbedaan
dan makin matang bermain politiknya. Kekuatan pengorganisasian didalam
ini sayangnya tidak sejalan dengan issue pemberdayaan wong cilik yang
diusungnya terutama bagi kalangan intelektual ini lebih diakibatkan
ketika memimpin malahan bukan hanya hambur hambur dan menjuali asset
negara serta makmur sendiri sementara wong ciliknya hanya dipuaskan
dengan semangat dan program ala kadarnya. Kelebihannya sejak 2004
merubah haluan dengan menyingkirkan para indekosan dan merekrut kader
kader muda serta memberikan kesempatan kepadanya. Walaupun banyak
pihak memprediksi akan kalah jika melawan SBY-JK tetapi seperti
disampaikan terdahulu jika Megawati-Sultan, atau Rizal Ramly ( lebih
nyuuus jika lagi pemimpin yang muda dan progresif serta bukan yang
teoritis di politik melulu dan paham nurani masyarakat dan mampu
menggerakan negeri ini) Serta Ibu megawati secara terbuka hanya akan
memegang penuh pemerintahan 2 tahun setelahnya mendorong wakilnya
untuk siap siap menjadi Presiden berikutnya sekaligus memulihkan
nasionalisme Indonesia. Disisi lainnya menyerahkan PDIP kepada
Generasi muda, misalnya Pramono anung sehingga PDIP, bukan lagi
keluarga atau dipaksa direbut keluarga tetapi dijadikan sumbangan
terbesar dari keluarga Sukarno Sang Proklamator dan pembebas negeri
ini dan dunia dari penjajahan.
Presiden ke enam, kita belum melihat turunya seperti apa?. Apakah
bersikap legowo dan memilih kadernya yang naik menggantikannya pada
saat program programnya akan jalan atau akan maju kembali dengan
harapan akan menang kembali dan mempersiapkan penggantinya maklum kan
hanya boleh 2 kali periode. Padahal Kelemahannya jika dikalahkan oleh
pesaing yang sama sama dari masa lalu Indonesia akan kembali lebih
jauh ke masa lalu walaupun juga kita tidak tahu bisa saja ada pemipin
dari generasi lama yang baik dan belum punya kesempatan memimpin
padahal kualitasnya baik. Walaupun begitu ditangannyalah keberhasilan
transformasi indonesia apakah akan dibuat berhasil atau kembali
ditransisikan?
dan perubahan pada tataran mikro telah mencapai kesetimbangan baru
walaupun disisilainnya perlu perubahan yang lebih radikal dalam
menyelamatkan Indonesia supaya tidak diombang ambingkan zaman karena
berbagai kesulitan muncul kembali. Bahasa sederhananya jika Presiden
keenam ini rela, tidak maju lagi tetapi memastikan visinya dan
misisnya akan tercap[ai dengan dijalankan programnya itu jauh lebih
pasti daripada ia dikalahkan pada pemilihan presiden 2009 atau jatuh
ditengah jalan setelah menang pilihan lainnya diganggu sampai 2014.
untuk memastikannya ia mendorong pemimpin muda, apakah Sandi salahudin
Uno menjadi presiden dengan wakil apakah yudhi chirnandi atau Chaerul
Tanjung dengan fadjoel rachman (kombinasi sumatera dengan Kalimantan).
Intinya memastikan kehidupan berjalan kedepan dan tidak kembali
berputar putar ( silakan lihat Thailand saat ini dan bagaimana
kerugiannya jika itu terjadi sebaliknya jika mau status quo silakan
lihat philipina saat ini dan akan lain jika arroyo ketika itu tidak
maju dan menyerahkan kepada kepemimpinan generasi mudanya padahal
aquino dan ramos sudah membawa philipina kedepan sekarang berputar
ditempat) SBY JK punya kesempatan menjadi pemimpin legendaris jika
bisa mendorong kepemimpinan transformative dan Indonesia tidak kembali
ke masa lalu. Tetapi secara lebih pasti mewujudkan cita citanya.
Mulai dari presiden kedua sampai presiden terakhir dipersepsikan
sebagai penghianat oleh pendahulunya kecuali Presiden ketiga dan hanya
presiden terakhir yang belum ketahuan turunya selebihnya diturunkan
walaupun dengan mekanisme yang berbeda. Gambaran ini semoga menjadi
bahan pertimbanga. Saya ingat betul seorang pejuang yang kini telah
berpulang (alm Djuanda w) mengatakan bahwa jika indonesia tetap
berorientasi pada politik ala keraton jaman dulu sehingga penghianatan
disekeliling istana yang akan saling menjatuhkan maka sampai kapanpun
rakyat indonesia tidak akan merdeka dalam arti sebenarnya. Dalam
perjalanan kekinian pun sebenarnya jika mau jujur kenapa negara ini
tidak maju sama dengan dulu kala dimana penguasa bermain mata dengan
kumpeni.
Seorang adik saya yang sedang berjuang menyelesaikan sekolahnya s2 di
UI dan menjadi calon anggota legistative di daerah Riau sangat
merasakan betapa susahnya mewujudkan cita cita kolektive untuk
memperbaiki Indonesia akibat dari pada kenyataannya terlalu banyak
Yang sekarang juga akan mewakili rakyat pada dasarnya telah dibeli
oleh pemilik modal yang tidak berorinetasi kepada kemaslahatan orang
banyak termasuk bangsa dan negara dan sudah dibuktikan dalam berbagai
kenyataan apakah karena korupsi atau kerusakan moral. Begitu juga anak
anak muda yang lainnya walaupun silakan saja bagi generasi yang sudah
uzur jika memang masih sehat dan potensial karena tidak ada batasan
usia dalam mengabdikan diri kepada negara hanya dengan melihat Proses
sejarah di masa 10 tahun yang lalu dan sebelumnya serta 10 tahun
terakhir ini terlihat semakin nyata bahwa alih generasi yang sehat dan
dikendaikan dari sentralnya akan lebih punya kemungkinan berhasil
dibandingkan dilepas negitu saja, apa adanya. Apalagi di Indoensia
saat ini tidak ada kekuatan tunggal dan keadulatan negara sudah
menyebar sehingga baiknya tidak mudah menjadi negera otorite lagi
tetapi susah jika ingin konsolidasi dan emergency "memacu kemajuan
bangsa" akibat tersebarnya kekuasaan. Dengan perubahan dari pusatnya
akan lebih mungkin berhasil.
Dalam kepemimpinan nasional juga jika dilihat dari sejarahnya semunya
ada alasan yang sangat kuat. Bung karno dan bung hatta menjadi
Presiden bukan hanya karena keduanya hebat tetapi juga dengan
perjalanan perjuangannya berbagai generasi yang lebih senior secara
suka rela menyerahkan kepemimpinan dan pengikutnya dengan mendukung
dwi tunggal tersebut sehingga keduanya menjadi Pasangan Pemimpin
indonesia pertama. Coba lihat kelegowoan dan kecintaannya kepada
bangsa dan negara Indonesia, Sukarno rela diperlakukan seperti
"tahanan" sampai meninggalnya demi keselamatan bangsanya karena jika
ia melawan pertumpahan darah akan jauh lebih hebat dan indonesia masuk
ke masa yang kisruh serta mungkin pecah, walaupun belum tentu ia akan
jatuh seperti yang kita saksikan bersama. Sekarang namanya sangat
harus dan besar, sampai sudah berpulangpun masih mengayomi dan
mendatangkan rejeki, kebaikan secara nyata bagi pengikut ajaran dan
keluarga dekatnya juga memberikan kebanggaan kepada bangsa Indonesia
di tataran intrenational.
Pak Harto menjadi pemimpin tidak dengan mudah dan tanpa resiko, sejak
merintis karier sampai mulai menjadi ajudan Jenderal sudirman,
Pemimpin Operasi penyerangan Yogyakarta sehingga ada bukti indonesia
ada, membebaskan Irian Barat, dan mengambil resiko melakukan
pembangkangan kepada Sukarno karena melihat situasi yang sudah tidak
terkendali bahkan dikabarkan ratusan ribu orang meninggal akibat
kekacuan politik, sementara disisi lainnya terpaksa bernegoisasi
dengan berbagai pihak supaya Indonesia bisa membangun hasilnya
kalaupun banyak pro kontra tapi sangat banyak yang bisa dirasakan. Pak
Harto sangat dihormati disekeliling kawasan Indonesia dan punya posisi
jelas "anti komunis serta nasionalis". Tidak pernah terdengar memaki
maki anak anak buahnya apalagi mempermalukannya walaupun sangat tegas.
Saat ini juga telah tiada dan ia pasti akan mempertanggung jawabkan
keberaniannya ketika memimpin negara dan bangsa Indonesia.
Presiden habibie, banyak orang hanya tahu bahwa ia adalah sangat
jenius dan berorientasi membesarkan pemuda berbakat indonesia. Tidak
banyak yang tahu bahwa keluarganya mendukung pembebasan Irian Barat
ketika itu, hasil yang sangat luar biasa adalah ia mampu memunculkan
kejeniusannya sehingga Indonesia tidak hancur lebur ketika itu. Dan
yang hebat sekali ketika sidang MPR menolak pertanggung jawabannya, ia
langsung tidak bersedia dicalonkan diri kembali malahan ia merubah
posisinya sebagai rekonsiliator dan garantor. Jaringan diluar
negerinya sangat luas dan hebat sehingga ia malahan dituduh tidak
nasionalis. Saat ini
Sebagai sepuh dan begawan juga masih memberikan nasehat dan pengalamannya.
Presiden Gus Dur, kalaupun memang hebat dimana pemerintahannya sangat
pendek tetapi berbagai macam hal bisa jungkir balik sehingga arah
kepada Indonesia baru lebih terbuka, sebenarnya, tidak terlihat akan
menjadi Presiden sampai saat sidang umum 1999 dimulai. Orang banyak
yang lupa bahwa keluarga hasyim ashari adalah salah satu tokoh besar
pendiri bangsa ini pendiri Nahdatul ulama yang massanya puluhan juta
orang bahkan bisa melebihi 100 juta orang. Gus Dur sangat wajar jika
menjadi Presiden karena leluhurnya jelas jelas berjasa bagi Indonesia.
Dan akibat politik disekitar istana maka ia jatuh.
Ibu Megawati, naik jelas awalnya karena ia memang anaknya soekarno.
Dan setelah kalah di pemilihan presiden dengan gus dur sebenanrnya
kariernya sudah hampir tamat. Hanya ketika itu di PDIP, banyak sekali
pendukung reformasi dan PDIP memang didorong sebagai kekuatan
alternative di pemilu 1999 sehingga Ibu Megawati setelah kalah pada
pemilihan Presiden didorong menjadi wakil Presiden oleh berbagai pihak
dengan ketulusan hormat kepada sang Pembebas Indonesia Soekarno. Saat
ini kalaupun maju lagi situasinya sudah berubah sehingga analisanya
seperti diatas. Kelebihan ibu mega adalah rela turun dengan proses
yang disepakati dan tidak menggangu secara langsung ketika pemenang
bekerja serta malahan menarik diri dan konsolidasi ke dalam dan
memenangkan berbagai Pilkada sambil membesarkan partai.
SBY-JK, memang dipilih oleh masyarakat dan itu jika dilihat lebih
dalam memang Indonesia sudah saatnya memberikan jasanya kepada Sarwo
Edhi Wibowo sebagai pengabdi bangsa yang tidak kenal takut dan pamrih
pada peristiwa tahun 65an. Soeharto tanpa Sarwo Edhi Wibowo sulit
untuk bisa melakukan pengamann seperti yang sudah terjadi. Kenapa
begitu pentingnya Ayahnya ibu ani itu karena beliau tidak sempat
mencapai sesuatu yg bisa dicapainya serta hidupnya penuh pengabdian
kepada bangsa dan negara. Sedangkan JK , memang di sulawesi sangat
dihormati karena ketika berusaha selalu mencoba membesarkan orang lainnya.
Jika sejarah indonesia dilihat dari sisi ini maka yang pernah menjadi
orang besar tetapi sangat berjasa hanya belum sampai di Puncak paling
tidak ada 2 orang, yang pertama Hamengku Buwono IX dan Hatta. Keduanya
punya leluhur yang sangat berjasa sampai akhir hayatnya. Terlalu dini
jika melihat apakah HBX-Meutia Hatta akan menjadi pasangan 2009 s/d
2014, pasangan ini sebagai penuntasan terima kasih bangsa Indonesia
kepada leluhurnya dan disisi lainnya barangkali saja mereka bersedia
dan mampu melaksankan amanah seperti para pendahulunya.
Atau malahan Prabowo menikah dengan Halida Hatta dan menjadi Presiden
2009 s/d 2004, alasan ini juga kuat selain prabowo dilahirkan dari
keluarga yang pejuang seperti diketahui 2 dari pamannya gugur dalam
perjuangan untuk bangsa Indonesia serta siapa yang tidak tahu ayahnya
(alm Soemitro Djoyohadikusuko)
banyak masyarakat yang bilang masa Presiden indonesia tidak punya
istri, dan kalau kembali ke mbak Titik lagi itu mah kembali ke zaman
pak harto lagi , katanya. Namanya juga masyarakat lah begitulah
pendapatnya.
Sedang Wiranto adalah tokoh yang mengawal reformasi dan tidak
mengambil untung di tikungan walaupun pernah maju sebagai calon
presiden 2004 dan akan kembali bersaing lagi.
Apakah hanya ini calonnya?. Bukan itu maksudnya karena kalau calon
sich banyak mau pak Amin Rais. Sutrisno Bachir, Mas Eros Djarot,
Sutiyoso, Aburizal bakrie, Jusuf kalla dll tetapi bisa jadi kurang
mantap niatnya dan berpikir mendingan mengalir saja toch untuk posisis
Presiden tidak mungkin tidak ada yang mencalonkan diri. Padahal Pak
Abu Rizal djuga diharapkan maju dengan pikiran kalu sudah kaya apalagi
berani berkorban pada saat sekarang menjadi menteri barangkali saja
ketika menjadi presiden tidak kemaruk atau dibeli pemodal sehingga
mengorbankan bangsa Indonesia. Dan Emangnya senat mahasiswa atau BEM
fakultas sekarang yang mulai susah nyari pemimpin maklum cepat kerja
atau usaha lebih nguntungkan karena kuliah mahal dan melanjutkan
kuliah lanjutan dengan pergi keluar negeri lebih menarik dari pada
disini berlama lama tidak jelas manfaatnya. Artinya mahasiswa saja
sudah tidak mau menjadi pemimpin kalau ibadah begitu juga barangkali
orang orang yang sebenarnya mampu dan siap.
Dalam soal kepemimpinan nasional saat ini saya kira benar bahwa yang
pengaruh SBY dan Megawati masih sangat kuat. Khusus untuk SBY,
posisinya paling kuat dan strategis beliau yang akan mentranformasikan
Indonesia sayangnya SBY tidak boleh maju lagi karena jika maju lagi
penentangan akan semakin kuat dan dengan berbagai pertimbangan saat
ini mungkin saja bisa memang pilpres jika Demokrat mampu mencalonkan
nya tetapi kalau menang saja repot apalagi kalau kalah dan
dipermalukan serta dikejar dengan bebagai kasus yang pasti bisa
dimunculkan oleh lawannya yang mengalahkannya, kerugiannya Indonesia
berputar kembali. Wiranto sebenarnya telah memberikan contoh kepadanya
dengan tidak mengambil kesempatan dalam tikungan ketika " paket
kekuasaan itu diarahkan kepadanya" tetapi lebih memilih kecintaan
kepada negara dan bangsanya supaya bertransformasi melalui mekanisme
Demokrasi yang lebih menjamin keselamatan negara dan bangsa. Begitu
juga ketika melawan adiknya dan kawan sejawatnya sangat menolak jika
melakukan serangan langsung serta lebih memilih kampannye adu baik
saja. Dan setelah kalah mulai lagi dari nol seperti tidak jera padahal
di tahun tahun reformasi jika "bersedia" tinggal menyepakatinya dan
toch pada pemilu 2004 juga Cuma bersedia sekali menjadi Presiden
sehingga ketika saat panasnya reformasi kan tinggal dipegang dan dalam
4 tahun adakan pemilihan presiden terus turun tetapi lebih memilih
mengalir.
Apakah persoalan rumit transformasi bangsa ini diserahkan begitu saja
kepada suara terbanyak tanpa dipersiapkan sebaik mungkin?. Hasilnya
pasti terus berantakan. Saat ini sebaiknya bangsa Indonesia lebih
mempersiapkan bukan soal menang kalahnya saja tetapi mau kemana negeri
indonesia tercinta ini?. Mohon maaf Barack "husein"Obama tidak akan
pernah menang jika Cuma mengandalkan apa apa yang sudah dikemukannya
sekarang. Dan silakan lihat siapa siapa saja yang mendukungnya dari
belakang sehingga ia menang. Apakah setelah ia memang akan bebas serta
punya kedaulatan penuh memutuskan keputusannya" silakan baca tandanya
dalam soal mumbay langsung teriak tapi soal israel melakukan
pembantaian di ghaza kok tidak , masa ayu azhari dan pengasuhnya
diundang ke pelantikannya serta di ungkap ke media massa secara luas,
kenapa presiden Indonesia tidak diundang duluan dan diposisikan secara
terhormat. Kenapa Obama tidak memprolog indonesia negara besar,
berbudaya, dll baru bilang soal bakso, rambutan dan nasi goreng kepada
Presiden Indonesia kan sekarang jadi beda kesannya. Padahal Indonesia
negara besar dan memegang peranan strategis dan kunci. Apakah ini
memancing Presiden Indonesia untuk hadir di pelantikan dan dituduh
lagi antek amerika. Apalagi tahanan RMS diminta dibebaskan oleh
mahkamah internatsional karena melanggar kebebasan berekpresi
sedangkan disisi lain ketahuan melakukan perundingan dengan GAM lagi.
Sekali lagi dalam kepemimpinan nasional terlalu naif jika dipandang
sebagai sesuatu yang sederhana tanpa melihat perjalanan sejarah yang
dalam, apalagi tidak pernah merasakan berisikonya menjadi pejuang
tetapi terus teriak teriak di media massa, mentang mentang sekolah dan
punya gelar sudah gitu tidak punya basis sehingga bagaimana arah angin
bertiup.
Yang lebih bahaya lagi jika niatnya memang mau jualan atau dalam
kerangka jangka pendek saja setelah dapat duit kabur. Soal ini lebih
bebahaya lagi ketika para sesepuh malahan menarik diri dari peredaran
dan melepaskannya terserah kepada situasi yang terjadi. Yang paling
baik para sesepuh itu tidak lagi masuk kegelanggang tetapi menjaga dan
mempersatukan dari belakang. Dan berbagai komunitas serta partai
melihat persolan berbangsa ini lebih jauh. Berbagai negara maju lebih
alamiah saja prosesnya karena tatanannya sudah kuat, dan sudah lebih
siap. Kelebihan bangsa kita nekat dan berani lompat walaupun sering
kali malahan jadi masuk ke perangkap yang disetting. Dan semua
kerusakannya disebabkan oleh satu hal diatas "penghianatan"
berputar disitu atau mau lompat langsung menuju kemandrian dan
kesejahteraan. Silakan para pihak yang merasa punya sesuatu melakukan
sesuatu sesuai dengan kemampuannya. Demi bangsa dan negara.
Disisi lainnya negara ini perlu memperhatikan para pejuang dan orang
orang yang berjasa terhadapnya. Harus dibangun kebiasaan bukan
memalaki dan mengemis dengan berbagai proposal tetapi membangun
kesadaran dan praktek saling menolong. Tidak boleh ada pejuang 45 yang
makan dan rumah saja sulit, begitu kepada para pengabdi bangsa
indonesia lainnya. Intinya kepada yang berjasa kita harus menumbuhkan
semangat bahwa memang sudah seharusnya bahwa setiap insan di indonesia
melakukan pengadian kepada bangsa dan negaranya tentunya dengan caranya.
III.Mengamankan Keadaulatan Rakyat pada Pemilu 2009.
a.Quick Count sebagai patokan hasil akhir.
Dalam berbagai event sangat sering Quick count malahan lebih terlihat
sebagai usaha penetapan hasil akhir dan operasi sebenarnya adalah
lebih dalam kerangka mendapatkan angka yang telah dipatok di quick
count. Permainannya bisa di pps dan ppk serta diantaranya.
Kecurigaan ini semoga tidak benar dan dibuktikan bukan dengan jawaban
tetapi oleh tindakan dari KPU sehingga proses pemilihan umum dan
pilpres menjadi benar benar aman dan berdaulat.
b.Pembentukan opini peta hasil akhir pada pemilu dan Pilpres.
Pembentukan opini yang hanya memanipulasi realitas adalah syah saja
jika dilakukan dalam kerangka perdagangan produk barang dan jasa
apalagi jika kemudian masyarakat karena suka sehingga menggunakan yang
dimarketingkan. Berbeda dalam konsep kenegaraan ini karena kalaupun
rakyat sering dikatakan semakin pintar tetapi jika tipuannya baru maka
akan tertipu kembali.
Dalam soal tipu menipu didalam mendapatkan hasil yang akan direkayasa
bukankah lebih baik, dorong saja pemimpinnya agar ketemu dengan
rakyatnya dan memulai dialog, pertemanan, diskusi, silaturahmi dan
berbagai. Ini akan sangat bermanfaat bagi kedua belah pihak.
Masyarakat dan pemimpinnya serta partai dan Tim suksesnya. Sudah
saatnya menghindarkan diri dengan hanya memilih calon pemimpinnya
berbicara searah dan tim sukses serta partai yang kasak kusuk serta
membangun citra kedewaan sehingga pemimpinnya seolah seperti Dewa dan
malahan bisa menjadi Dewa mabuk lalu operasi sampingannya memolesnya
melalui media massa. Model seperti ini sudah terbukti akan
menghasilkan pemimpin yang tidak akan komit. Ujungnya pasti rakyat
menjadi alas kaki lagi atau dipersepsikan sebagai pengemis atau sampah
karena dianggap sebagai beban, masalah dan penyakit.
Lakukan pembuatan komitment dan kesepakatan yang eleghan serta masuk
akal dan bisa dicapai. Jika pemimpinnya menghianati pasti ia akan
celaka. Ketika rakyat dipengaruhi oleh iklan dan duit receh maka
seperti saat ini mau ngapain saja, alam tetap tidak mengabulkan doanya
masyarakat karena sudah terima suap. Begitu juga ketika mau nuntut
tidak jelas mau menuntut siapa karena milihnya juga tidak diketahui
dan tidak dengan komitment.
Silakan lihat hasil kerjanya anggota legisttive yang ada sekarang,
walaupun banyak orang baik tetapi karena pengaruh proses dan kejadian
sebelumnya maka hasilnya seperti sekarang ini. Tidak lagi menjadi
lembaga terhormat, sungguh sayang.
Waktu untuk pemilihan anggota legistative masih ada dan begitu juga
presiden daripada bingung lebih baik tanya tokoh, dari pada lihat
iklan lebih baik lihat dialog dan pemikiran tokohnya, dari pada datang
ke rapat besar mendingan ngundang calonnya dengan peserta rapat
palingan 100 sudah paling banyak. Lakukan dialog paling sebentar 2 jam
dan paling lama 3 jam dan bahas serta pelajari program dan tabiat yang
akan dipilih. Cermati apakah pemimpin, penipu dan pemimpi. Jangan lupa
pelajari sejarah hidupnya dan lihat keluarganya, bagaimana keadaannya?.
Banyak tanya dan pelajari lebih baik dari pada kebanyakan nonton iklan
dan merenung sendiri. Jika sibuk tanya tokoh, dalam posisi jelas
artinya jika calon kita terpilih dan tokohnya mau dituntut. Oleh
karenany pilih yang dipilih tokoh masyarakat, sebelumnya pelajari juga
sejarah tokoh dan kehidupan tokohnya dalam masyarakat tersebut, apakah
penipu, pemimpi atau bertanggung jawab.
Sistim saling bergaransi akan lebih membuat negeri ini aman. Ingat
kita sampai saat ini dalam menjaga negara ini tidak lah mudah dan
telah melalui jalan panjang yang penuh tipu daya serta mengorbankan
banyak pihak sehingga jangan semakin banyak korbannya..
c.Memotivasi KPU supaya siap dan sukses jalankan tugas
soal KPU ni semakin hari menjadi semakin strategis, selain soal
contreng bagaimana susunan huruf dan letak gambar gambar untuk
pilihannya. Pilihan bagi pilpres jika normative hurufsesuai aturan
sekarang palingan 5 pasangan calon , normative 4 calon, setingan 3
calon dan harapan pihak tertentu 2 pasangan calon saja, semua pilihan
pada pilpres akan lebih mudah karena jumlah pilihannya sedikit dan
jelas. Dalam pilihan anggota legistative sungguh sangat beda selain
partainya ada 38 partai setiap partai disetiap daerah pemilihan bisa
mencapai 20 calon lagi. Silakan dipikirkan bagaimana mendapatkan nama
calon dan posisi calon yang akan diconteng.
Kertas suaranya saja pasti lebar dan panjang sehingga mencari nama
yang dimaksud tidak mudah , begitu juga bagaimana dengan huruf
penulisan namanya apakah bisa dibaca tanpa kaca mata atau harus dengan
kaca mata. Bagaimana waktu untuk mencarinya dan memilihnya jika
waktunya pendek atau tempat memilihnya memadai dan jangan lupa selain
di jakarta para pemilih akan melakukan pemilihan sebanyak 4 kali, DPRD
II, I dan pusat serta Dewan Perwakilan Daerah. Dengan kondisi ini ada
baiknya persiapannya secara teknis ditunjukan selesai secepatnya dan
di sosialisasikan serta diuju coba dalam artian apakah layak guna
kartas suara, tempat pemilihan nya serta formulir pelaporannya.
Jangan nantinya cari kambing hitam setelah kegiatan ini. Soal teknis
ini juga sangat berat karena jika ternyata kertas suaranya tidak layak
dan keburu di cetak, apakah mau dicetak ulang atau dipaksakan saja
sebodo amat dengan hasilnya.
Dengan akal sehat sudah pasti tidak akan ada yang bermimpi supaya
hasilnya seperti itu dan pada tulisan sebelumnya sudah disampaikan
harus berhati hati terhadap laporan per TPS karena nantinya bukannya
terdiri dari jumlah suara perpartai saja tetapi juga jumlah suara
setiap calon disetiap TPS sehingga ujungnya pada setiap laporan akan
ada suara perpartai dan percalon legistative dengan basis data per
TPS. Diusulkan ini dimuat terbuka pada situs KPU sehingga transparant
dan dapat dipertanggung jawabkan. Hal ini juga sekaligus menepis jual
beli suara, pengalihan suara, penggantian suara ditengah jalan dan
manipulasi lainnya. Soal ini juga KPU harus uji coba jangan katakan
siap siap saja.
Kalau soal perpolitikan dalam pemilunya termasuk siapa di beli pemodal
yang mana itu bukan soal KPU, tetapi soal yang harus diperhatikan
publik dan dunia intelektual kampus jika kampus masih sehat. Dan yang
penting orang KPU dan Bawaslu bukan orang hasil penyusupan partai
untuk mempengaruhi hasil pemilu dan pilpres.
Soal yang disampaikan ini adalah berdasarkan pengalaman sebelumnya dan
semoga saja tidak terulang kembali. Dan di 2004 tidak serumit
pemilihan anggota legistative 2009. oleh karenanya sebaiknya sedia
payung sebelum kehujanan. Dan jangan teledor sebelum semuanya selesai
dan kembali kerumah setelah menyelesaikan tugas menjalankan pemilu dan
pilpres 2009. Nanti jangan salahkan jika pada masuk penjara lagi
seperti para anggota KPU 2003 s/d 2008.
V. Penutup.
Jika proses perubahan perubahan ini tetap saja membuat masyarakat
tidak lebih baik apakah langkahnya?, teorinya birokrasi dibenahi dan
berorientasi kepada masyarakat serta pembangunan. Sedangkan
masyaraktanya sendiri pada sekolah sehingga semakin pintar dan membuka
usaha serta bekerja. Saat ini masih ada harapan apalagi ketika BUMN
tidak jadi dijuali dan dihabisi. Hanya UU BHP , dituduh akan menutup
peluang masyarakat berpendidikan tinggi, pengelolaan TKI ke luar
negeri malahan mentransnya kelihatan beda pendapat dengan Bnp2TKInya
jadi agak mandek kayanya pengiriman TKI ke luar negerinya padahal ini
sumber penghasilan devisa strategis. Kita lihat jika dalam 2 bulan ini
perekonomian runyam dan kondisi sulit, bisa good bye semua elite yang
berkuasa saat ini baik dilegistative dan pemerintahan.
Boleh saja gunakan lagi ilmu supaya ketika mencoblos hanya calon yang
di jaga dengan " magic" yang dipilih sehingga berhasil tetapi ingat
bayarannya bangsa Indonesia akan kena bencana lagi seperti yang sudah
terjadi. Kepemimpinan yang terpilih harus lah kepemimpinan yang
membawa pencerahan dan barokah.
Dan ini bukan soal sederhana sangat banyak pemimpin yang mencalonkan
diri sebagai calon seharusnya mengayomi umatnya, mendoakan NKRI bukan
mendoakan dirinya untuk terpilih atau mendoakan orang supaya menjadi
pemimpin dan berharap mendapatkan sesuatu darinya. Bagaimana ketika
bersaing malahan dengan umat dan kadernya serta bersaingnya dalam soal
dunia lagi. Apakah kalau pemimpin umat itu menang akan membawa
kebaikan?. Bukankah malahan akan merusak profesi terhormat dimana
kekasih tuhan malahan kembali mengurusi dan berebut soal kenimatan
dunia yang bisa jadi malahan menyeretnya menjadi manusia celaka.
Indonesia sedang jungkir balik dan dibolak balik sehingga siapapun
yang menganggapnya aman dan sepertinya tidak ada apa apa pada saat
kecolongannya bukan lagi akan jungki balik tapi bisa terkubur.
Kehati hatian serta kesiapan mengatisipasi adalah kunci selamat
Dan keberhasilan proses semuanya akan memperkuat dan memandirikan NKRI
dan itu sesuai dengan tujuan lembaga kami.
Semoga bermanfaat.
Agus Muldya Natakusumah
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar