Diteruskan dari milis sebelah... semoga bermanfaat.
--- In SuaraHati, Yusuf Ahmad Shiddiq wrote:
Narrated Abu Shuraih: The Prophet said, "By Allah, he does not believe! By Allah, he does not believe! By Allah, he does not believe!" It was said, "Who is that, O Allah's Apostle?" He said, "That person whose neighbor does not feel safe from his evil." [Sahih Bukhari, Volume 8, Book 73, Number 45]
So, were they true believers? By name yes, by heart, who knows? Wallahu a'lam.
--- On Sat, 2/14/09, bambang@tempo.
Jangan lupa kekejaman dan kekerasan luar biasa yg terjadi 1965/66
Powered by Telkomsel BlackBerry®
From: Abdul Hadi WM
Menarik apa yang dikemukakan oleh Mas Indria Samego. Sebab kekerasan bukan soal baru bagi umat manusia di belahan bumi mana pun di
dunia, termasuk Indonesia. Mengenai kekerasan agama seingat saya yang mulai melek huruf sejak awal 1950an dan membaca koran serta mendengarkan radio sejak 1960an, jarang terjadi sampai akhir 1960an. Tetapi mulai muncul ke permukaan dan merebak sejak Orde Baru berkuasa. Dan kian menjadi-jadi sejak Suharto lengser dari kekuasaannya.
Mas Indria, saya sarankan dalam perdebatan ini kita tidak lagi terjebak oleh dikotomi mayoritas minoritas, Islam dan nasionalis, Jawa - luar Jawa, Pribumi dan Non-Pribumi, karena itu merupakan
bahasa politik yang sering menimbulkan konflik. Anggaplah Jawa itu mayoritas. Tetapi bukankah ia juga mengalami penindasan. Begitu juga Islam. Hanya jumlahnya yang banyak. Namun secara ekonomi, politik, dan budaya sebenarnya yang dinamakan orang Islam itu minoritas.
--- Pada Kam, 12/2/09, Indria Samego menulis:Makin menarik juga diskusi kita soal kekerasan itu. Dari sisi politik, aktor dan sarana itu nomor dua, yang utama adalah tujuan atau kepentingan (interests). Tak satu orang pun yang menyukai kekerasan, bila tujuan yang diinginkan dapat dicapai tanpa itu. Biar seorang dedengkot preman sekali pun, akan lebih memilih jalan damai jika keinginannya dapat diperoleh tanpa harus memukul. Sebaliknya, ia akan dengan sukahati menggunakan kekerasan, bila terganggu kepentingannya. Apalagi jika penegakkan hukum terhadap pelaku kekerasan tidak konsisten, maka fenomena kekerasan menjadi salah satu instrumen dalam power struggle, oleh siapa pun,
termasuk mereka yang mengatas namakan agama. Jadi, soalnya adalah bagaimana negara menjamin bahwa semua warga akan mendapat haknya secara adil, dan sebaliknya melaksanakan kewajiban hakiki sebagai WN. Sudah saatnya bagi kita semua untuk menjaga kemajemukan, termasuk insan pers yang sekarang memang paling dominan dalam mensosialisasikan sesuatu. Berilah masukkan kepada para elite politik dan ekonomi untuk memperhatikan hakikat keadilan, hak WN dan penegakan hukum yang tanpa pandang bulu. Tanpa komitmen yang jelas terhadap persoalan itu, berbagai kasus kekerasan lain akan terus mewarnai state formation Indonesia. Alih-alih menjadi negara sejahtera, untuk melaksanakan fungsi-fungsi negara modern saja susah. Yang terjadi kemudian adalah bangkitnya kembali politik komunal atau politik identitas yang menjauhkan diri dari sifat-sifat yang menghargai civility.
Indria Samego
--- On Fri, 13/2/09, Tommy tamtomo wrote:
mungkin mas BHM bisa
memberikan pencerahan, bungkam media masaa yang seperti apa, dan pada kasus apa (lebih spesific), yg bgmn yg dimaksud itu?
Salam
TT
--- On Thu, 2/12/09, Abdul Hadi WM wrote:
Sayangnya kasus kekerasan hanya ditudingkan kepada kelompok-kelompok Islam tertentu. Ketika yang melakukan kekerasan atas nama agama bukan Islam, sebagian besar mass media bungkam. Contohnya tragedi Ambon, Poso, Kupang, Sampit, dan lain-lain. Banyak hal yang ingin diketahui masyarakat luas ditutup-tutupi oleh mass media. Oleh karena itu wajar kalau orang Islam curiga dan menganggapnya sebagai tendensius. Pepetah Melayu mengatakan" "Kalau tidak ada mengada, takkan tempoa bersarang rendah!" Juga: "Menepuk air di dulang, terpercik mata sendiri!"
--- Pada Rab, 11/2/09, ahmad sahidin menulis:
benar... saya sengaja memposting biar ada pencerahan buat saya, yang kadang miris mlihat fenomen sosial yang dikaitkan dengan agama.
terimakasih Pak
AbdulHadi WM dan Pak Tommy, opini Anda mencerahkan. ..
--- Pada Kam, 12/2/09, Tommy tamtomo menulis:
saya pikir ini bukan tulisan pak ahmad_sahidin tapi tulisan RADEA JULI A HAMBALI dipikiran rakyat..
Kalau soal kerusuhan Sampit, itu bukan persoalan agama, tetapi soal kerusuhan sosial berdasarkan masalah pertanahan. Ini adalah persoalan antropologi, sosiologi, kecemburuan sosial, dan KKN dan etidak mampuan, atau ketidak mauan pemerintah setempat untuk menjalankan good governance dalam bidang 'regulatory enforcement' . ADil dan adil atu bagaimana?
ketika sebuat hotspot atau bbrp potential hotspots akhirnya menjadi sebuah 'combustibility' , apalagi sebuah 'self-combusting event' atau events, yg dipicu oleh lingkungan yg ideal untuk itu, maka yg patut untuk dipertanyakan adalah 'regulatory capability' dari pemerintah.
dimanakan sesuatu perkembangan dimonitor untuk bisa mendeteksi kadar kepatutannya? is much is
toomuch or too little? masih balanced? bgmn keseimbangan itu di capai? dan bgmn mempertahankannya? bgmn pemerintah mengatur dengan konsisten dengan 'regulatory capability' yg efisien.
Jika dasar dari analisa selalu saja berdasarkan pada agama, maka yg ada hanyalah emosi dan saklng membenarkan. tetapi jika analisa itu berdasarkan analisa science, analisa fenomena sosial yg menggunakan illmu pengetahuan dibidang sosio-antropologi (artinya, para pengamat dapat memberikan 'respect' yg cukup tinggi kepada SEMUA adat dan istiadat di seluruh suku2 di nusantara ini), maka yg terjadi adalah suatu analisa yg seimbang.
Dimana2, banyak sekali pemuka2 agama di dunia ini selalu bisa mengatasnamakan dirinya sebagai the 'sole holder' of Allah's authority, yg menjadikan manusia itu menyembah agama, tapi bukan menyembah Allah. DImana 'sprituality itu menjadi religiosity' . dimana 'seggregation, dan bukan 'unity', menjadi dasar2 dari hubungan antara
berbagai elements di masyarakat.
TT
Air Power Centre Indonesia
Lanud Halim,
Halim Perdanakusuma
[Dikutip dari milis Komunitas SUARA]
____________
PH PRO
Indonesia
Mulai chatting dengan teman di Yahoo! Pingbox baru sekarang!! Membuat tempat chat pribadi di blog Anda sekarang sangatlah mudah. http://id.messenger
[Non-text portions of this message have been removed]
bergabung : jualan-subscribe@yahoogroups.com
posting : jualan@yahoogroups.com
berhenti : jualan-unsubscribe@yahoogroups.com
arsip : http://groups.yahoo.com/group/jualan/messages
------------------------------------------------
Sopan-santun adalah kunci mendapatkan PELANGGAN.
Kejujuran adalah kunci sukses anda berJUALAN.
!!DILARANG MENGIRIMKAN POSTING ARISAN BERANTAI (SEMISAL AKSARANET DLL.)!!
------------------------------------------------
Pelanggaran terhadap ketentuan akan mendapat sanksi dikeluarkan dari anggota milis !!!
Kunjungi situs para Pemberani
*************************************************************
SITUS FAVORITE KU
*************************************************************
Ingin bisnis,usaha atau iklan anda LARIS MANIS ?
pasang aja di iklan baris GRATIS www.larismanis.biz
dikunjungi oleh ribuan neter dari nusantara & mancanegara
*************************************************************
Ingin punya Toko Online yang Mudah - Murah & Menguntungkan ?
klik aja www.pemberani.web.id
*************************************************************
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar