Beda Prinsip Dasar Ekonomi Amerika dan Ekonomi Syariah !!!
Sebagai pendahuluan untuk memahami teori ekonomi perlu ilustrasi gambaran sebenarnya dulu sewaktu wilayah puncak itu masih kosong melompong, belum ada restoran dan belum ada parkiran2 untuk melepaskan lelah dipinggir jalanan mobil.
Dimulai oleh anak2 muda pengangguran yang orang tua dan nenek moyangnya dulu2nya cuma petani teh diperbukitan puncak sekarang, dan wilayah puncak ini sangat terkenal sebagai kebun teh.
Dengan bertambahnya jumlah manusia wilayah ini, penghasilan kebun teh sudah tidak mencukupi lagi, tetapi lapangan pekerjaan lain tidak ada dan mau membuka lapangan pekerjaan apa diwilayah kosong yang cuma dipenuhi kebun teh saja ini ???
Ide2 datang dari anak2 nakal pengangguran, mereka menyebarkan paku2 dijalanan sehingga bus dan mobil2 yang lewat terpaksa berhenti karena ban yang kempes harus diganti. Sial kalo yang terkena paku itu dua ban atau lebih sehingga ban serep tidak cukup sehingga harus ditambal. Wilayah puncak yang tadinya sepi senyap ini akhirnya dipenuhi tukang tambal ban yang membuka praktek dengan bantuan paku2 tadi.
Namanya laki2 pengangguran, kalo mau kerja harus punya ide dan kemauan, misalnya jadi rampok juga jadi, tapi resiko ditembak polisi juga harus diperhitungkan belum lagi yang dirampok itu belum tentu banyak hartanya yang bisa dirampok. Jadilah tukang tambal ban, bener2 pekerjaan yang kelihatannya halal, menjanjikan dan ordernya juga makin banyak seiring dengan banyaknya tebaran paku2.
Mula2 paku itu ditebarkan sendiri, atau sanak saudara dan sobat tetangga. Lama2 karena order meningkat, persaingan juga bertambah, semuanya mau jadi tukang tambal ban dengan lokasi yang beda2, akibatnya yang menebar paku jumlahnya menurun sehingga akhirnya anak2 kecil mulai dipekerjakan yaitu mereka digaji oleh pemilik usaha tambal ban ini untuk secara rutin menyebarkan paku2 disepanjang jalan sehingga diperkirakan mobilnya akan berhenti dekat tukang tambal ban-nya.
Demikianlah, ekonomi mulai berkembang, berkembangnya ekonomi disini kita sebut sebagai roda ekonomi. Suami asyik tambal ban, isterinya memasak buat makan suaminya. Lama2 sang isteri bosan memasak cuma buat suami, para pemilik mobil dan bus yang ikut2an nunggu sering cari minuman, numpang kencing, numpang berak, dlsb yang jelas tumbuh ide2 baru. Ibu2 dan anak2 kecil mulai jualan limun, jual makanan kecil, bangun kakus darurat dan dipungut uang. Berobahlah segalanya, akhirnya muncul restoran, muncul motel dan hotel2, muncul bungalaw dll. Kesemuanya ini kita namakan roda ekonomi berputar, tetapi ide utamanya tetap cara nya adalah menyebarin paku.
Memang, ide nyebarin paku ini kalo kita nilai dari sudut etika moral merupakan kejahatan, merupakan kriminal, dan merupakan ide dari budaya yang biadab. Landasannya bukanlah ide yang diharapkan oleh peradaban manusia yang beradab. Ide menyebar paku ini pada dasarnya memaksa customer untuk dipaksa membeli, dipaksa membayar, dipaksa mengikuti keinginan si pemaksa meskipun secara nyata si customer ini tidak tahu dan tidak melihat siapa yang memaksanya. Ide ini sebenarnya merampok yang tidak patut dinamakan teori ekonomi.
LAIN LAGI DENGGAN DI AMERIKA, juga ada kasus yang mirip tapi caranya berbeda karena prinsipnya juga berbeda. Lahan puncak yang ada di Amerika juga berisi penghuni orang2 kampungnya yang tentu lebih memberatkan peradaban dan etika2 moral yang berlandaskan HAM.
Masyarakat yang kekurangan di kampung2 puncak di Amerika ini juga melihat seringnya mobil2 yang lewat jalan diperbukitan dikampung mereka, ada mobil pribadi, ada bus, dan ada motor. Tetapi semuanya itu cuma lewat saja tak ada yang berhenti, paling2 berhenti cuma kencing dipinggir jalan dan jalan lagi.
Masyarakat sepanjang jalan juga punya ide, mereka jualan dipinggir jalan. Namun beda dengan di Indonesia, disini nyaris tak ada yang mau makan dari pinggir jalan karena takut dirampok apalagi jalanannya sepi. Padahal, bukan tidak terpikir oleh mereka untuk juga menyebar paku, namun karena etika dan peradaban tentu tidak mungkin mereka melakukannya, apalagi kalo ketahuan dan tertangkap malunya bukan kepalang.
Namun ide menyebar paku yang biadab bisa dicari gantinya yang lebih beradab. Untuk membuat mobil2 itu berhenti dan keluar duit beli ini dan beli itu bukan cuma menyebarkan paku caranya. Beberapa ketua rt/rw dikampung ini mengajak masyarakat patungan membangun restoran meskipun restorannya tidak laku tetapi tetap juga dibuka satu saja.
Kemudian beberapa gadis tercantik dikampung itu di biayai rame2 untuk mengiklankan ke-kota2 sekitarnya dengan cara menunggu di halte2 bus tempat mengambil penumpang untuk bisa berkomunikasi bisik2 dengan sopir2 bus2 yang melalui puncak pegunungan mereka.
Setiap supir bus dijanjikan apabila lewat direstoran dipuncak gunung berhenti beristirahat akan diberi makan minum sekenyangnya dengan gratis sambil diberikan souvenir2 yang tentunya dikaitkan dengan banyaknya jumlah penumpang yang dibawanya, makin banyak penumpang yang dibawa, makin banyak souvenir2 sebagai bonusnya.
Tidak diragukan lagi, hanya dalam waktu singkat, restoran yang tadinya cuma satu sudah jadi sepuluh, orang2 kampung disekitarnya bersaing membuka restoran, didalam restoran ada kakus yang pakai coin. Dalam beberapa tahun bukan cuma restoran, juga muncul motel, muncul hotel dlsb sehingga wilayah ini luar biasa ramainya.
Naaah..... cara2 ini kita namakan sebagai "IKLAN", dan melalui iklan bisik2 dan selebaran gelap yang di-bagi2kan kepada sopir2 bus untuk makan minum gratis sepuasnya telah menciptakan perputaran roda ekonomi yang hasilnya melebih dari hasil menyebarkan paku2.
Biaya memberi makan minum sepuasnya dengan gratis tidak lebih mahal daripada menggaji tukang sebar paku dijalanan. Karena situkang sebar paku dijalanan itu selain harus digaji juga diberi makanan gratis.
DEMIKIANLAH, contoh keduanya diatas membedakan dimana puncak di Indonesia menciptakan ekonomi pasar yang berputar dengan cara menyebarkan paku untuk memaksa sopir2 bus dan pengemudi mobil berhenti dimuka restoran mereka yang lengkap ada tukang tambal ban-nya.
SEBALIKNYA puncak di Amerika juga menciptakan ekonomi pasar yang berputar dengan cara menyebarkan iklan makan minum gratis sekenyangnya kepada supir2 agar menghentikan bus2nya dimuka restoran mereka.
Meskipun keduanya sama2 menciptakan pasar, namun yang pertama bukan pasar yang alamiah melainkan pasar yang dipaksakan, pasar yang dikontrol bajingan, sebaliknya cara yang kedua justru menciptakan pasar yang alamiah yang berdasarkan persaingan bebas yang bukan pemaksaan tetapi murni memasarkan produk dan service melalui iklan bukan melalui paku2.......
Demikianlah, cara perputaran roda ekonomi Amerika mengadopsi system pasar bebas secara alamiah melalui persaingan bebas yang tidak boleh dipaksa dan tidak boleh dikontrol siapapun. Cara system ekonomi disini kita namakan sebagai SYSTEM EKONOMI PASAR.
Sebaliknya, cara perputaran roda-ekonomi yang mengadopsi system menyebarkan paku dijalanan merupakan pemaksaan yang dikontrol oleh sipenyebar paku maupun yang memerintahkan menyebarkan paku. Cara system ekonomi disini kita namakan sebagai SYSTEM EKONOMI SYARIAH.
Ekonomi Amerika berdasarkan prinsip yang disebut EKONOMI PASAR BEBAS.
Ekonomi Syariah berdasarkan prinsip yang disebut EKONOMI TERROR JIHAD.
Dan krisis ekonomi global yang terjadi sekarang ini juga disebabkan oleh pengaruh pemaksaan Syariah melalui terror2 Jihad. Namun ternyata Ekonomi Pasar Bebas mampu bertahan karena dukungan seluruh negara2 didunia yang lebih berpihak kepada ekonomi pasar bukan ekonomi yang memaksakan, yang mendiktekan, untuk menerima hukum Syariah yang bukan cuma berlaku pada ekonomi tapi juga terkait pada semua tingkat kehidupan.
Jadi sangat salah kalo menganggap bahwa "Ekonomi Pasar" yang dianut oleh Amerika adalah sumber dari krisis ekonomi ini, karena sumber sebenarnya krisis ekonomi global ini berasal dari "Ekonomi Terror" yang dulunya diciptakan oleh komunis dan belakangan diadopsi menjadi "Ekonomi Syariah".
Ny. Muslim binti Muskitawati.
Klik: http://zamanku.blogspot.com
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar