SEPATAH KATA PENUTUP UNTUK BEDAH BUKU KAMI (A THANKS TO)
Oleh Retnadi Nur'aini
Salah satu kelemahan utama saya adalah berbicara di depan umum.
Saya kerap kelewat lamban merangkai kata dan kalimatyang akhirnya menghasilkan banyak jeda mengesalkan "Hmmm, gimana ya..", "Wadhuh, apa ya?" dan komentar tak penting lainnya. Atau, saya malah akan kelewat asyik berdebat dengan kepala saya sendiriistilah eufemismenya dari suami saya: "bermain dengan kalimat sendiri"dimana saya seolah berdiskusi tanya jawab dengan diri saya sendiri, dan akhirnya membuat si penanya kebingungan untuk menyortir jawaban saya.
Karena itulah, dalam banyak kesempatan dimana saya diminta untuk mengutarakan pendapat pribadi, saya kerap memilih untuk diam, atau maksimal menjawab "Sudah cukup, tidak ada komentar dari saya"meski pada akhirnya, saya akan selalu menyesali diri tanpa henti setelahnya. "Harusnya tadi kamu bisa ngomong lebih tertata, lebih rapi, lebih representative, lebih baik, No," tegur kepala saya pada diri saya.
Dan semalam, adalah salah satu penyesalan terdalam saya.
***
Kemarin sore, pada hari Minggu 19 April 2009, alhamdulillah kami bisa menyelenggarakan acara bedah buku "Let's Talk About Friendship, Love&Marriage, Ordinary Miracles" di MP BookPoint, Jl Puri Mutiara No 72, Jakarta Selatan.
Dalam acara bedah buku yang menghadirkan pembicara Pak Kurnia Effendi (Pak Kef) dan Bang Ade Armando (Bang Ade) ini, Mbak Lia Octavia selaku moderator sempat menanyakan pertanyaan substansial pada saya di akhir acara. "Mbak Retno mungkin ada kata penutup untuk akhir acara ini?," demikian tanya beliau.
Dan saya, dengan dodolnya, dengan lemotnya, langsung saja menjawab "Nggak, nggak ada"satu jawaban yang sungguh saya sesali berjam-jam kemudian. Karena berjam-jam kemudian, dengan dodolnya, dengan lemotnya, saya baru terpikir, bahwa kata penutup yang ingin sekali saya sampaikan adalah sebuah ucapan terima kasih. Betapa saya ingin sekali berterima kasih pada para guru dan malaikat yang Tuhan telah hadirkan dalam hidup saya.
Mereka adalah:
· Pasangan Sjamsuddin Shiddieg & Sangi Siti Rahayu: pasangan orangtua terbaik yang bisa dimiliki oleh seorang anak. Saya paham sekali, seperti layaknya sifat dasar manusia, tidak ada juga pasangan orangtua yang sempurna. Namun sungguh, dalam setiap hari yang saya lewati, saya sangat bersyukur betapa Tuhan dengan Mahapemurah memilihkan pasangan orangtua ini untuk menjadi orangtua saya.
· Airin Nisa: Terima kasih untuk menjadi pembaca hati, dan bertanya "Are you ok, Jo?"bahkan saat curhat saya hanya berupa sepotong sms pendek. Terima kasih untuk sms-sms seperti "1000 pelukan hangat untuk Retnadi Nur'aini. You have done the best to do good, the rest is out of your reach. Ayo senyum lagi ya Jo. Love you." Terima kasih untuk mengizinkan saya menelpon tanpa salam "Halo" dan bertanya "In, gua lagi marah banget hari ini. Boleh nggak gua `muntahin' ngamuk gua dulu sama lo sekarang?". Terima kasih banyak, untuk segenap kesabaran mendengarkan, dan tidak meledak karenanya. Terima kasih, untuk mengizinkan diri saya yang sedang insecure luar biasa untuk menanyakan pertanyaan-pertanya
· Bang Ade Armando: Terima kasih karena telah mengajarkan saya caranya menulis, menjadi satu dari sedikit pembaca pertama yang dengan sabarnya membacai tulisan-tulisan saya. Terima kasih untuk selalu menyemangati saya dengan kalimat positif dan membuat saya sungguh-sungguh merasa menjadi penulis handal karenanya. Bang Ade adalah orang pertamajuga idola saya sejak saya SMPyang membuat saya berpikir bahwa tulisan saya ternyata tidak terlalu buruk untuk dibaca. Terima kasih juga mengizinkan saya menanyakan pertanyaan-pertanya
· Pak Kurnia Effendi: Terima kasih untuk mengajarkan saya tentang definisi `humble', `low profile' dan artinya kerendahan hati, sejak pertama kali kita berjumpa. Sayang sekali, saya juga terlambat mengenal seorang Kurnia Effendi. Namun, saya tak akan pernah lupa saat di pertemuan pertama beliau berujar pada saya "Ah, sebentar lagi saya juga tergusur oleh penulis-penulis kaya kamu." Ketimbang merasa GR, sumringah, dan melambung, saya justru merasa kagum pada sosok beliau. Beberapa orang dengan kapasitas beliau mungkin akan mengucapkan kalimat tersebut dengan intensi `ngerendahin diri ninggin mutu'. Namun seorang Kurnia Effendi, dengan ketulusan dan kehangatan murni pada ucapannya, membuat kepala saya menegur ego saya "Tuh No, padi itu makin berisi makin menunduk. Bahwa kita tak pantas untuk berpongah diri. Bahwa sombong adalah hak Tuhan, Sang Maha." Sejak hari pertama saya berjumpa dengan seorang Kurnia Effendi, beliau menjadi suhu utama saya tentang pelajaran kerendahan hati. Dan terima kasih banyak, untuk review dan endorsement yang sangat hangat serta penggunaan kata `sahabat saya' sebelum menyebutkan nama saya. Sungguh, saya sangat tersanjung dibuatnya J.
· Mbak Lia Octavia: Terima kasih untuk setiap diskusi yang seolah membuat waktu kita berhenti berdetaksaking menyenangkan, asyik, dan serunya. Kalau buku ini adalah `bayi' pertama kami, maka Mbak Lia adalah sahabat yang dengan setia mengikuti proses mengandung `si jabang bayi' mulai dari bulan pertama hingga akhirnya `terlahir'. Mbak Lia pula yang dengan ringan tangannya bersedia menjadi moderator diskusi, pembaca puisi, reviewer pertama, humas dadakan, sampai penyemangat yang tanpa lelah menyertai setiap promo buku kami. Terima kasih yang teristimewa, untuk kehormatan yang diberikan Mbak Lia pada saya atas undangan berkunjung ke `rumah' beliau yang cukup terpencil. And yes, it is a very beautiful house, Mbak Lia Octavia.
· Para anggota `Klub Skripsi' sekaligus para sahabat terindah yang saya punya: Diani Citra, Shinta Anita Sari Handharu, Yena Badruddin, Diah Tantri Dwiandani, Niken Suryandari. Mengutip kalimat Ain "Selama 4 tahun saya kuliah, dari kalianlah saya justru banyak belajar." Sepakat. Terima kasih untuk setiap pelukan, setiap upaya menyamankan semampunya di saat-saat saya menjelma menjadi wanita paling menyebalkan sedunia. Terima kasih untuk tetap berada di sana, dengan sabarnya menunggu semua emosi negative saya mereda. Dan terima kasih, untuk sebuah semesta sederhana yang senantiasa diudarai cinta, setiap kali kita berkumpul bersama.
· Pak Dodi Mawardi: Terima kasih untuk `bimbingan menerbitkan buku 24 jam' yang diberikan. Mulai dari range diskon distributor, alternative percetakan, kiat-kiat promosi, berkenannya beliau hadir dalam bedah buku kami, dan membalasi setiap imel `jualan' saya di milis dengan sambutan hangat, sampai rekomendasi yang diberikan. Terima kasih banyak, suhu Dodi. Osh!
· Para endorser kami: Mas Indra Bekti, Mbak Olga Lydia, Arham Kendari, Dewi `Dedew' Rieka, Ryu Tri, Rini Nurul Badariah, Nursalam AR, Dani Ardiansyah, Jenny Jusuf, Dewi Cendika, Hartati Nurwijaya. Terima kasih banyak, untuk kesediaannya menjadi para pembaca naskah buku kami, bahkan sebelum ia terbit. Terima kasih banyak, untuk setiap saran dan masukan yang sangat berharga. Dan terima kasih banyak, untuk setiap sambutan hangat yang diberikan atas buku sederhana ini, dan membuat kami percaya diri untuk menerbitkannya dan membagikannya pada orang lain.
· Para reviewer kami: Mas Sismanto di Sangatta, Mbak Syafaatus Syarifah, Mbak Rini Nurul Badariah, dan Mas Rudi G Aswan (yang juga menjadi MC kocak kami pada hari bedah buku). Membaca ulasan mereka bagaikan membuka kado kejutan yang sangat istimewa. Bukan hanya karena mereka melakukannya sukarela tanpa diminta, tapi karena mereka juga menuliskannya dengan demikian indah dan berwarna. Terima kasih banyak ya J
· Bu Rahartati Bambang aka Madame Asterix: Terima kasih banyak untuk setiap diskusi yang tak hanya mengenyangkan pikiran, namun juga jiwa saya. Bu Tati adalah satu dari sedikit orang yang telah mengecap pahit manis asam kehidupan. Terima kasih untuk kalimat yang selalu saya camkan hingga kini "Ya iyalah Non. Jiwa itu kaya sekali, lho. Butuh kata-kata yang tepat untuk menggambarkannya. Dan karena menerjemahkan itu bukan alih bahasa, melainkan alih gagasan, maka tidak ada namanya professional ataupun amatir. Nenek-nenek seperti saya ini masih harus banyak belajar
"
· Para pengunjung diskusi bedah buku kami: Yuandi Oktarinda (Terima kasih untuk menjadi suami salah satu perempuan tercantik di dunia bernama Airin Nisa. Saya jadi makin yakin, Kak Andi adalah pasangan terbaik yang dikirimkan Tuhan untuk Ain. Have a happy marriage life J ) ; pasangan Agus Mulia & Tante Niar Sukriani Baharum (Terima kasih telah mengasuh dan membesarkan putri sehebat Airin Nisa. Sungguh kehormatan bagi saya bisa berkenalan dengan Ain) ; Pak Syafruddin Azhar (Terima kasih untuk masih mengingat detil kunjungan saya ke Parle, tawaran menulis resensi yang diberikan, sampai cerpen surealis yang pernah saya tulis. Semoga sukses dengan penerbitannya)
· Para malaikat yang dengan ringan tangannya membantu upaya promo kami: Mas Rudi Dahlan dan Pudji Arianto dari YGAF Radioshow Female 99,5 FM; Mbak Sri Sarining Diyah dan rekan-rekan dari DFM 103,4 FM; Mbak Ria dan segenap rekan-rekan MP BookPoint; serta Mbak Lia dan rekan-rekan dari RRI Pro 2 FM. Mohon maaf jika narasumber ini selalu saja grogi, gemetaran, dan bersuara tegang saat diwawancara.
· Catur `Catriks' Sukono: Tidak hanya saya berterima kasih karena beliau telah bersedia menjadi suami teman hidup seperjalanan, alarm peringatan, jarring pengaman, bantal hempasan, sepasang telinga yang tak lelah mendengarkan dan sebuah rumah yang selalu saya rindukan untuk pulang. Terima kasih untuk menjadi calon ayah yang luar biasa sabar menanggapi kerewelan ibu hamil inimulai dari memijati kaki dan pinggang saya yang pegal-pegal, mengambilkan air minum dan menemani ke toilet berkali-kali di waktu malam, penumpang setia rollercoaster mood saya dan mendengarkan racauan saya saat saya merasa diri saya buruk luar biasa, dan menjawab `Iya, Mama sayang. I love you. Ayah bangga sama Mama,' setiap kali saya merasa perlu peneguhan dan butuh untuk dikuatkan.
· Seluruh pembaca buku kami. Terima kasih banyak untuk berkenan membaca buku kami. Terima kasih banyak, untuk kesediaannya meng-add kami di Facebook, Multiply, untuk kemudian mengirimkan sms, imel dan personal message untuk menuliskan setiap kesan, yang membuat saya banyak belajar dari sana. Sungguh kebanggaan tak terkira bagi kami, kalian berkenan membaca buku sederhana kami. Semoga kita bisa belajar bersama di ruang kelas bernama Kehidupan ini ya.
Well, waktu memang tidak bisa diputar ulang.
Acara bedah buku kami telah usai. Para pengunjung telah pulang dan tirai-tirai telah diturunkan. Namun jika saya masih diizinkan untuk merangkum tulisan panjang lebar iniyang diduga suami saya akan membosankan mata setiap pembacanyamaka izinkan saya untuk berterima kasih atas kesediaan kalian untuk hadir dalam hidup saya.
Ah, saya memang tak pandai memilih kosakata yang tepat, juga merangkai kalimat dengan cantik untuk menggambarkan betapa bersyukurnya saya akan kehadiran kalian. Namun sungguh, saya sangat berterima kasih pada Tuhan yang Mahapengasih dan Mahapenyayang, karena Dia telah mengirimkan kalian semua dalam hidup saya, menjadi malaikat sekaligus guru yang mengajarkan banyak pelajaran berharga dalam hidup saya.
Terima kasih banyak.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar